Jakarta, CNN Indonesia --
Pemimpin Nazi Jerman, Adolf Hitler, merupakan sosok yang paling kejam terhadap bangsa Yahudi di Jerman kala Perang Dunia II.
Ia kekal dikenal sebagai musuh besar bangsa Yahudi sepanjang sejarah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hitler menyiksa dan menganiaya kaum Yahudi, baik yang berada di wilayahnya maupun yang berada di luar Jerman.
Akan tetapi, beberapa dekade sejak kematian Hitler, ada rumor bahwa pemimpin rezim totaliter itu masih punya garis keturunan kaum Yahudi.
[Gambas:Video CNN]
Sejumlah rumor menyatakan bahwa ayah Hitler, Alois, lahir dari pasangan tidak sah yakni Maria Schicklgruber dan pemuda Yahudi bernama Leopold Frankenberger selaku majikan Maria.
Rumor lainnya mengungkapkan bahwa ayah biologis Hitler juga merupakan kakek dari ibunda Hitler, Klara Pözl. Kemudian berkembang spekulasi bahwa pemimpin Nazi itu merupakan anak hasil hubungan sedarah atau inses.
Lantas, benarkah Hitler masih keturunan Yahudi?
Ingin tahu lebih jauh? Lanjut baca di halaman berikutnya...
Jurnalis Belgia, Jean-Paul Mulders, bersama Marc Vermeeren, sejarawan yang banyak menulis tentang Hitler dan nenek moyangnya, melakukan analisis sampel air liur dari 39 kerabat Hitler yang masih hidup melalui studi genetik.
Sampel itu salah satunya punya Alexander Stuart-Houston, keponakan laki-laki Hitler yang tinggal di New York serta sepupu Austria Hitler, Norbert H.
Tes itu dilakukan untuk mengungkap haplogroups, set kromosom yang digunakan para ahli genetika untuk menentukan populasi tertentu.
Hasilnya, mayoritas haplogroups kerabat Hitler, yang dikenal E1b1b, merupakan kromosom langka di antara orang Eropa Barat, namun umum di antara orang Afrika Utara, seperti dikutip dari History.
Kromosom itu khususnya ditemukan di suku Berber yang berada di Maroko, Aljazair, Libya, dan Tunisia.
Haplogroups itu juga adalah salah satu garis keturunan pendiri utama populasi Yahudi, dengan 18 sampai 20 persennya Yahudi Ashkenazi dan 8,6 sampai 30 persen Yahudi Sephardic.
[Gambas:Photo CNN]
Dengan kata lain, silsilah keluarga Hitler kemungkinan masih memiliki hubungan dengan leluhur Yahudi dan Afrika.
Ini merupakan ironi tragis karena Hitler selama 1933 dan 1945 membantai dua pertiga orang Yahudi di Eropa dengan sangat kejam. Dia merasa Yahudi merupakan penyebab kekalahan Jerman saat Perang Dunia I.
Orang-orang keturunan Afrika juga dianggap sebagai musuh bangsa Arya, suatu bangsa yang dianggap sebagai ras tertinggi dari keturunan Indo-Jerman atau bisa disebut "bangsawan".
Nazi Jerman menggunakan ras ini untuk propaganda dan ambisi mereka menguasai dunia.
Sejak temuan ini diterbitkan di artikel Knack pada 18 Agustus 2010, para akademisi dengan cepat menegaskan bahwa hasil ini bukan berarti bahwa Hitler adalah orang Yahudi, Afrika, atau kombinasi keduanya.
Sebab haplogroup E1b1b ditemukan di etnis lainnya dan analisis DNA tetap menjadi dasar yang paling pasti.
Kendati demikian, Ronny Decorte, ahli genetika yang diwawancarai Knack, menyebut bahwa temuan ini tak akan membuat Hitler senang seandainya ia masih hidup.