Alasan Demo Anti-Erdogan di Swedia hingga Picu Pembakaran Al Quran

CNN Indonesia
Senin, 23 Jan 2023 09:59 WIB
Demonstrasi menentang Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan digelar di Swedia memicu kecaman lantaran sampai-sampai menggelar aksi pembakaran Al Quran. (REUTERS/TT NEWS AGENCY)
Jakarta, CNN Indonesia --

Demonstrasi menentang Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan digelar di Stockholm, Swedia, memicu kecaman lantaran sampai-sampai menggelar aksi pembakaran Al Quran, pada Sabtu (21/1).

Aksi itu dilakukan buntut dari permintaan Erdogan agar Swedia tak lagi melindungi aktivis Partai Pekerja Kurdi (PKK) yang kabur dari Turki ke negara tersebut. Permintaan itu disampaikan Erdogan sebagai salah satu syarat jika Swedia ingin mendapatkan restu Turki masuk Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO).

Massa berunjuk rasa dengan membentangkan spanduk besar berwarna merah bertuliskan "Kita semua PKK". Turki menganggap PKK sebagai kelompok separatis bahkan organisasi teroris. Selain Turki, Amerika Serikat dan beberapa negara lain juga melarang aktivitas PKK di negaranya.

"Kami akan terus menentang rencana Swedia bergabung dengan NATO," kata Thomas Pettersson, juru bicara Aliansi Melawan NATO dan salah satu penyelenggara demonstrasi, dilansir Reuters, Senin (23/1).

Berbagai aktivis hingga politikus ikut dalam demonstrasi anti-Erdogan itu. Politikus Swedia Rasmus Paludan yang terkenal anti-Islam bahkan membakar Al Quran dalam demo tersebut.

Merespon hal itu, Turki dan sejumlah negara seperti Arab Saudi, Yordania, Kuwait, hingga Indonesia mengutuk keras aksi pembakaran Al Quran tersebut. 

"Indonesia mengutuk keras aksi pembakaran kitab suci Al-Qur'an oleh Rasmus Paludan, politisi Swedia, di Stockholm (21/1)," tulis Kemlu RI di akun Twitter pada Minggu (22/1).

RI menyebut aksi penistaan kitab suci ini telah melukai dan menodai toleransi umat beragama. Indonesia juga menegaskan agar kebebasan berekspresi harus dilakukan secara bertanggung jawab.

Pemerintah Swedia juga mendapat kritikan karena polisi yang berjaga di depan Kedutaan Besar Turki tidak menghentikan aksi pembakaran Al Quran tersebut.

Meski begitu, Perdana Menteri Swedia Ulf Kristersson, mengutuk tindakan Paludan membakar Al Quran di depan Kedutaan Besar Turki di Stockholm itu.

"Kebebasan berekspresi adalah bagian mendasar dari demokrasi. Tapi apa yang legal belum tentu sesuai. Membakar buku suci bagi banyak orang adalah tindakan yang sangat tidak sopan," ucap Kristersson.

"Saya ingin mengungkapkan simpati saya untuk semua Muslim yang tersinggung dengan apa yang terjadi di Stockholm hari ini," sambungnya.



(lna/rds)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK