Penembakan Massal oleh Lansia AS hingga Erdogan Ogah Swedia Masuk NATO
Sederet kabar meramaikan berita internasional akhir pekan, mulai dari penembakan massal di Amerika Serikat diduga dilakukan lansia hingga Presiden Recep Tayyip Erdogan ogah Swedia masuk NATO.
CNNIndonesia.com merangkum berita-berita global yang menjadi sorotan luas itu dalam Kilas Internasional.
1. Tersangka Pelaku Penembakan Massal California saat Imlek Diduga Lansia
Setidaknya 11 orang tewas akibat penembakan massal saat perayaan Imlek di Amerika Serikat yang diduga dilakukan oleh seorang pria keturunan Asia berusia 72 tahun.
Perwakilan Kepolisian Los Angeles, Robert Luna, mengatakan bahwa tersangka bernama Huu Can Tran. Ia ditemukan tewas di dalam mobil putih saat melarikan diri dari polisi.
Tran diduga melakukan penembakan massal di studio dansa yang terletak di dekat tempat perayaan Imlek di wilayah tersebut.
Hingga saat ini, polisi masih menyelidiki motif di balik penembakan massal ini. Mereka tak menutup kemungkinan Tran melancarkan aksinya atas alasan rasialisme.
2. RI Protes ke Saudi Diam-diam Sidang WNI Terpidana Pelecehan WN Libanon
Indonesia mengirimkan nota protes kepada Arab Saudi karena tidak memberi tahu persidangan Muhammad Said (MS), WNI terduga pelaku pelecehan seksual terhadap warga Libanon saat umrah.
Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia Kementerian Luar Negeri RI, Judha Nugraha, mengatakan Konsulat Jenderal RI di Jeddah tidak menerima informasi dari otoritas Saudi mengenai persidangan Said.
"Akses kekonsuleran untuk bertemu MS baru diberikan Otoritas Saudi pada 2 Januari 2023. Namun, atas hal ini, KJRI Jeddah mengirimkan nota protes kepada Kemlu Saudi," ucap Judha melalui pernyataan pada Minggu (22/1) malam.
Judha mengatakan KJRI Jeddah telah menunjuk pengacara untuk mendampingi "langkah hukum yang dapat ditempuh lebih lanjut" terkait kasus Said.
Kepolisian Saudi menangkap Said di Mekkah karena dituduh melakukan pelecehan seksual saat umrah pada November 2022 lalu.
3. Erdogan Ogah Dukung Swedia Masuk NATO Usai Pembakaran Al Qur'an
Presiden Recep Tayyip Erdogan memperingatkan Swedia agar tak berharap mendapatkan dukungan untuk bergabung dengan NATO setelah insiden pembakaran Al Qur'an di depan Kedutaan Besar Turki di Stockholm.
"Swedia seharusnya tidak mengharapkan dukungan kami untuk NATO. Jelas mereka yang menyebabkan aib di depan kedubes kami tidak lagi dapat mengharapkan kebaikan dari kami atas permohonan mereka untuk menjadi anggota NATO," kata Erdogan, seperti dikutip AFP.
Untuk bergabung dalam NATO, Swedia memang harus mendapatkan persetujuan dari semua anggota blok tersebut. Namun saat ini, Turki dan Hungaria masih belum meratifikasi persetujuan Swedia untuk masuk NATO.
Erdogan menegaskan pendiriannya ini setelah aktivis di Swedia membakar Al Qur'an ketika menggelar aksi menolak sang presiden Turki.
Mereka berdemonstrasi setelah Erdogan mendesak Swedia agar tak lagi melindungi aktivis Partai Pekerja Kurdistan (PKK) yang kabur dari Turki ke negara itu.
Permintaan itu merupakan salah satu syarat dari Erdogan jika Swedia ingin mengantongi restu Turki untuk masuk NATO.
(has)