Cerita Jurnalis Rusia Bantu Para Pejabat-Perwira Moskow Membelot

CNN Indonesia
Kamis, 26 Jan 2023 09:44 WIB
Jurnalis Rusia Vladimir Osechkin kerap membantu pejabat, pejabat agen intelijen, hingga eks perwira Moskow yang membelot dari perang di Ukraina.
Jurnalis dan aktivis anti-korupsi Rusia penentang rezim Vladimir Putin berbagi cerita bantu para pejabat hingga perwira Moskow membelot. (AFP/JOEL SAGET)
Jakarta, CNN Indonesia --

Jurnalis Rusia Vladimir Osechkin anti-rezim Presiden Vladimir Putin kerap membantu pejabat, pejabat agen intelijen, hingga eks perwira Moskow yang membelot dari perang di Ukraina.

Mereka membelot karena tak puas dengan kebijakan dan tindakan dari Putin menyoal perang.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Osechkin bercerita, ia pernah membantu eks komandan tentara bayaran Wagner yang melarikan diri dari Rusia pada Januari. Tentara itu tak sanggup lagi memperpanjang kontrak untuk berperang di Ukraina.

Usai menolak, tentara itu ketakutan dan berjalan kaki menuju Norwegia untuk mencari suaka politik.

"Saat orang berada di level tinggi, mereka sangat memahami bagaimana rezim Putin bekerja," kata Osechkin kepada CNN, Selasa (24/1).

Ia kemudian berujar, "Mereka juga sangat paham jika membocorkan [cara rezim Putin bekerja], risiko berhadapan dengan Novichok sangat tinggi."

[Gambas:Video CNN]

Novichok merupakan racun mematikan khas Rusia. Racun tersebut bekerja dengan cara mempengaruhi transmisi sinyal saraf ke otot.

Orang lain yang dibantu kabur Osechkin adalah mantan letnan senior Badan Intelijen Rusia (FSB) Emran Navruzbekov.

Emran mengaku punya instruksi dari FSB soal operasi spionase Rusia di Eropa.

"Bos FSB kami meminta agen mereka di Eropa mencari tahu tentang tentara bayaran yang akan pergi berperang untuk Ukraina. Saya menyimpan korespondensi seperti itu," kata Emran.

Beberapa dari mereka yang dibantu Osechkin juga membawa informasi yang diakui memiliki kepentingan terbatas untuk organisasi hak asasi manusia.

Keputusan Osechkin membantu sejumlah eks pejabat Rusia kabur bukan tanpa risiko.

Ia sadar dirinya diintai pihak Rusia. Misalnya saat hendak makan malam pada 12 September 2022.

Osechkin melihat laser merah menari-nari di dinding rumahnya. Ia kemudian mematikan lampu, meminta keluarganya tiarap, dan berusaha menghilang dari pandangan penembak laser.

Beberapa saat kemudian, terdengar suara tembakan.

Sang istri yang paling dekat dengan anak-anak melindungi mereka dari banyak peluru selama serangan berlangsung.

"Dalam 10 tahun terakhir saya melakukan banyak hal untuk melindungi hak asasi manusia," kata Osechkin.

Ia kemudian berujar, "Tetapi pada saat ini, saya mengerti bahwa misi saya membantu orang lain menciptakan risiko yang sangat tinggi bagi keluarga saya."

Osechkin telah disidang dan divonis oleh pengadilan Rusia secara in absentia. Saat ini, ia termasuk dalam "daftar buronan" pihak berwenang Moskow.

Sejak 2015, ia beserta keluarganya melarikan diri dari Rusia dan tinggal di Prancis. Namun, ia dan keluarganya tetap merasa terancam.

Ia mengaku pernah diberi tahu warga diaspora Chechen di luar Rusia melalui pesan singkat soal rencana pembunuhan terhadap dirinya.

"Hati-hati, Vladimir (Osechkin). Sudah ada imbalan menggiurkan bagi mereka yang bisa membinasakan kamu," demikian salah satu warga itu mengingatkan Osechkin.

Meski demikian, menanggapi rencana pembunuhannya dengan santai.

"Halo selamat sore. Wow. Berapa penawarannya untuk kepala saya?" balas Osechkin melalui pesan singkat itu.

Kediaman Osechkin saat ini pun masih dirahasiakan di Prancis dan selalu dijaga ketat pihak keamanan negara itu.

(isa/bac)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER