Kenapa Turki Ogah Restui Swedia dan Finlandia Masuk NATO?

CNN Indonesia
Jumat, 27 Jan 2023 11:40 WIB
Turki tak kunjung memberikan restunya untuk Swedia dan Finlandia yang ingin menjadi anggota North Atlantic Treaty Organization/NATO. Ilustrasi. Turki tak kunjung memberikan restunya untuk Swedia dan Finlandia yang ingin menjadi anggota North Atlantic Treaty Organization/NATO. (AFP/Kezno Tribouillard)
Jakarta, CNN Indonesia --

Turki tak kunjung memberikan restunya untuk Swedia dan Finlandia yang ingin menjadi anggota Pakta Pertahanan Negara Atlantik Utara (North Atlantic Treaty Organization/NATO).

Presiden Recep Tayyip Erdogan semakin menutup pintunya dengan menghentikan dialog dengan Swedia dan Finlandia setelah insiden pembakaran Al Quran dalam demonstrasi di depan Kedutaan Besar Turki di Stockholm pekan lalu.

Demo itu sendiri digelar untuk menyuarakan penolakan atas Erdogan setelah pemimpin Turki itu mendesak Swedia agar merepatriasi aktivis Partai Pekerja Kurdistan (PKK) yang lari ke negara itu.

Erdogan menjadikan permintaan itu sebagai syarat jika Swedia ingin mendapatkan restu dari Turki untuk masuk NATO.

Untuk masuk NATO, satu negara memang harus mengantongi restu dari semua anggota blok itu terlebih dulu. Namun, Truki tak jua memberikan persetujuan.

PKK memang menjadi salah satu alasan besar Turki tak memberikan restunya. Selama ini, Turki menganggap PKK sebagai kelompok separatis, bahkan organisasi teroris.

Turki menuding PKK sering melakukan serangkaian aksi teroris yang sudah menewaskan setidaknya 40 ribu orang di negaranya.

Karena kerap menjadi target pemerintah Turki, banyak aktivis kelompok tersebut memutuskan melarikan diri ke sejumlah negara, salah satunya Swedia. Turki menuding Swedia menampung para teroris tersebut.

Dalam satu kesepakatan di Madrid, Finlandia dan Swedia setuju untuk bekerja lebih keras dalam memerangi teroris, termasuk menggencarkan ekstradisi dan deportasi terhadap militan.

Namun, pengadilan Swedia melanggar kesepakatan itu dengan tak mengizinkan ekstradisi.

Hubungan antara Turki dan Swedia pun merenggang setelahnya. Ketegangan itu kian parah setelah protes di Stockholm pada akhir pekan lalu.

Menurut Ankara, protes dengan membakar Al Quran merupakan kejahatan rasial. Namun, Turki menuding Swedia melindungi demonstrasi itu atas dasar undang-undang kebebasan berbicara.

[Gambas:Video CNN]

Di sisi lain, keengganan Turki merestui Swedia dan Finlandia ini juga dinilai sejumlah pihak sebagai upaya negara itu mengalihkan isu atas krisis biaya hidup menjelang pemilihan umum pada Mei.

Seperti dilansir Reuters, para ahli juga berpandangan Turki bisa jadi hendak menggunakan ratifikasi NATO sebagai upaya untuk menjalin kesepakatan dengan Amerika Serikat.

Turki sendiri ingin membeli jet tempur F-16 dari AS, tapi beberapa anggota Kongres Negeri Paman Sam keberatan dengan rencana tersebut.

Dalam perkembangan terakhir ini, Finlandia sebenarnya bisa masuk NATO secara mandiri, meski mereka tetap memprioritaskan agar dapat menjadi anggota secara bersamaan.

Menteri Luar Negeri Finlandia, Pekka Haavisto, sempat mengatakan akan mempertimbangkan masuk sendirian jika Swedia benar-benar tak direstui oleh Turki.

(blq/has)
Lihat Semua
SAAT INI
BERITA UTAMA
REKOMENDASI
TERBARU
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
LIHAT SELENGKAPNYA

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

TERPOPULER