Presiden Kroasia, yang jadi anggota NATO, Zoran Milanovic mengkritik pengiriman tank-tank dari negara Barat ke Ukraina.
Tank tersebut dianggap bisa membuat Ukraina membombardir Rusia. Namun, Milanovic menentang pengiriman kendaraan tempur tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya menentang pengiriman senjata mematikan apapun. Itu bisa membuat perang menjadi lama," kata Milanovic kepada wartawan pada Senin (30/1), seperti dikutip Associated Press.
Ia juga tak habis pikir pihak yang percaya Rusia bisa dikalahkan dengan kendaraan tempur itu.
"Apa tujuannya? Memecah belah Rusia, mengubah pemerintahan? Ada juga pembicaraan mencabik-cabik Rusia. Ini gila," ungkap Milanovic.
Lebih lanjut, Milanovic mengatakan dari 2014 hingga 2022, publik menyaksikan seseorang memprovokasi Rusia dengan maksud memulai perang ini.
"Apa tujuan perang ini? Perang melawan negara berkekuatan nuklir yang berperang di negara lain? Apakah ada cara konvensional mengalahkan negara seperti itu?" kata dia.
"Siapa yang mengongkosi? Eropa. Amerika membayar paling sedikit. Setahun berlalu dan kita hanya bicara tank."
Milanovic kemudian menyinggung tak hanya Amerika yang mengirim tank ke Ukraina, tetapi juga Jerman.
Sebagai negara Balkan, Milanovic kerap mengkritik kebijakan Barat terhadap Rusia. Ia juga dituduh sebagai sosok yang pro-Rusia.
Namun, Milanovic berulang kali membantah tuduhan tersebut.
Milanovic menjadi Presiden Kroasia pada 2019. Ia berhasil mengalahkan kandidat yang didukung Uni Eropa dan NATO.
Orang nomor satu di Kroasia ini berasal dari Partai Sosial Demokrat yang berhaluan kiri-tengah.
Pernyataan terbaru Milanovic muncul usai Amerika Serikat, Jerman, dan negara anggota NATO lain sepakat mengirim tank ke Ukraina.
AS mengirim 31 tank Abrams M1 dan Jerman mengirim 14 tank Leopard 2.
Menteri Pertahanan Jerman, Boris Pistorius, berjanji tank Leopard 2 akan tiba di Ukraina sekitar akhir Maret atau awal April mendatang.
Selain itu, Jerman juga mengizinkan negara lain yang ingin mengirim Leopard ke Ukraina.
Beberapa negara yang dilaporkan turut mengirim tank yakni Prancis, Spanyol, Kanada, Polandia, Inggris, dan Portugal.
(isa/bac)