Alasan Anggota NATO Ikut Jengkel ke Swedia soal Pembakaran Al Quran

CNN Indonesia
Kamis, 02 Feb 2023 13:40 WIB
Anggota NATO jengkel ke Swedia gegara insiden pembakaran Al Quran yang dilakukan politikus sayap kanan Rasmus Paludan pekan lalu.
Rasmus Paludan menuai kecaman usai membakar Al Quran di Swedia dan Denmark. (Ritzau Scanpix/Olafur Steinar Gestsson via REUTERS)

Finlandia juga menyatakan hal yang tak jauh berbeda dengan AS. Menteri Luar Negeri Finlandia Pekka Haavisto bahkan menilai Rusia mungkin terlibat dalam aksi Paludan.

Haavisto mengatakan Paludan bisa saja memiliki hubungan dengan Rusia.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ada pertanyaan yang muncul apakah ada pihak ketiga yang berusaha mengacaukan, misalnya Rusia, atau pihak lain menentang keanggotaan NATO dan mencari provokasi untuk mencapai itu. Ini tak bisa dimaafkan," ucap Haavisto, seperti dikutip Al Arabiya.

Finlandia telah menyelidiki keterlibatan Paludan dan Rusia.

Hubungan Paludan dan Moskow mencuat usai media asal Swedia melaporkan jurnalis yang bekerja untuk media Rusia, Chang Frick, membayar Paludan supaya melakukan aksi itu. Frick adalah kontributor untuk media Rusia, Russia Today.

Jurnalis itu mengonfirmasi bahwa dirinya membayar Paludan. Namun, dia membantah meminta seseorang membakar Al Quran dan menepiskan aksi itu mengacaukan langkah Swedia masuk NATO.

"Jika saya, dengan membayar 320 kroner [atau sekitar Rp 464 ribu] untuk biaya administrasi ke polisi, menyabotase permohonan [Swedia gabung ke NATO], itu mungkin sangat bergejolak di awal," kata Frick kepada media Swedia, dikutip i24 News.

Selama ini, Rusia memang tak ingin ada negara lain yang menjadi anggota NATO. Mereka akan mencoba berbagai cara untuk mencegahnya.

Kremlin sering khawatir, aliansi ini terus melakukan ekspansi dan membahayakan Rusia.

Presiden Rusia Vladimir Putin bahkan melancarkan invasi ke Ukraina, salah satu alasannya agar negara ini tak bergabung dengan NATO.

Lebih dari satu dekade sebelumnya, Rusia juga melancarkan serangan ke Ossetia Selatan, Georgia.

Serbuan tersebut diduga sebagai respons Kremlin gegara Georgia ingin masuk NATO.

Rusia dan Georgia akhirnya bersedia gencatan senjata usai bertempur selama lima hari.

Setelah itu, Rusia mengakui Ossetia Selatan dan wilayah separatis lain, Abkhazia, sebagai negara merdeka. Kremlin juga membangun pangkalan militer di wilayah itu.

Di tahun itu, Georgia pun tak jadi bergabung dengan NATO. Namun, kedua ini memiliki hubungan yang dekat.

(isa/bac)


[Gambas:Video CNN]

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER