Pelaku bom bunuh diri yang meledakkan masjid di kompleks polisi Kota Peshawar, Pakistan, pada Senin (30/1) disebut mengenakan seragam dan helm polisi.
Identitas pelaku pengebom masjid belum berhasil terungkap hingga saat ini.
"Mereka yang bertugas saat itu tidak memeriksanya karena dia mengenakan seragam polisi. Itu adalah kesalahan keamanan," kata kepala kepolisian Provinsi Khyber Pakhtunkhwa, Moazzam Jah Ansari, seperti dikutip AFP.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ansari mengatakan temuan soal pelaku yang mengenakan seragam itu didapat setelah polisi mencocokkan kepala yang ditemukan di lokasi kejadian dengan rekaman CCTV.
Dalam kesempatan itu, Ansari juga menduga pelaku tak beraksi sendirian. Menurutnya, ada sebuah jaringan di belakang pelaku.
"Ada sebuah jaringan menyeluruh di belakangnya," ujar dia.
Pihak berwenang pun saat ini tengah menyelidiki bagaimana bom itu bisa terjadi di salah satu daerah paling ketat di kota tersebut.
Kawasan itu sendiri memang menampung biro intelijen dan kontra-terorisme, serta bersebelahan dengan sekretariat daerah.
Terpisah, seorang pejabat senior polisi mengatakan kepada AFP bahwa otoritas tengah menyelidiki dugaan keterlibatan orang-orang di kompleks tersebut.
Pejabat itu mengatakan sedikitnya 23 orang telah ditahan buntut insiden itu.
"Kami telah menahan orang-orang dari garis polisi (markas besar) untuk mengetahui bagaimana bahan peledak bisa masuk dan untuk melihat apakah ada petugas polisi yang juga terlibat dalam serangan itu," ujarnya yang ingin namanya anonim kepada AFP.
Ledakan bom ini merupakan serangan paling mematikan di Pakistan dalam beberapa tahun, serta yang terburuk sejak kekerasan muncul di kawasan itu usai Taliban Afghanistan mengambil alih Kabul pada 2021.
Polisi menduga sebanyak 12 kilogram bahan peledak digunakan oleh pelaku bom yang menewaskan 101 orang itu.
Saat insiden terjadi, sekitar 400 personel polisi tengah melaksanakan salat ashar. Sebagian besar korban tewas pun merupakan aparat kepolisian.
Serangan itu sebelumnya diduga dilakukan oleh kelompok militan Taliban Pakistan atau Tehreek-e-Taliban (TTP) usai petingginya, Sarbakaf Mohmand dan Omar Mukaram Khurasani mengklaim bertanggung jawab atas ledakan tersebut.
Namun, tak berapa lama, juru bicara TTP Muhammad Khorasani menegaskan kelompoknya tidak ada kaitannya dengan serangan ke masjid tersebut.
"Mengenai insiden di Peshawar, kami menganggap perlu mengklarifikasi bahwa Tehreek-e-Taliban Pakistan tidak ada hubungannya dengan insiden ini," kata Khorasani dalam sebuah pernyataan.
"Menurut undang-undang dan konstitusi umum kami, tindakan kekerasan apa pun di masjid, madrasah, tempat pemakaman, dan tempat suci lainnya merupakan pelanggaran."
Polisi hingga kini masih menyelidiki soal keterlibatan kelompok tersebut dalam serangan ini.
(blq/bac)