
Alasan Anggota NATO Ikut Jengkel ke Swedia soal Pembakaran Al Quran

Anggota Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) jengkel ke Swedia gegara insiden pembakaran Al Quran yang dilakukan politikus sayap kanan Rasmus Paludan pekan lalu.
Hungaria menilai sikap Swedia yang membiarkan pembakaran Al Quran adalah tindakan yang "sangat bodoh."
Paludan melancarkan aksinya pada 21 Januari. Ketika itu, beberapa warga memprotes permintaan Turki yang mengajukan syarat ke Swedia untuk mendapat restu masuk NATO.
Dalam aksi itu, bahkan ada polisi yang memantau. Banyak pihak mengecam tindakan Paludan yang terkesan berlindung di bawah narasi kebebasan berekspresi.
"Sebagai seorang Kristiani dan Katolik, saya harus mengatakan membakar kitab suci agama lain tak bisa diterima," kata Menteri Luar Negeri Hungaria, Peter Szijjarto, seperti dikutip Russia Today, Selasa (31/1).
Ia kemudian berujar, "Menyatakan membakar kitab suci merupakan bagian dari kebebasan berbicara adalah kebodohan yang nyata."
Anggota NATO lain, Amerika Serikat, juga buka suara. Washington menduga insiden tersebut kemungkinan untuk menyabotase persatuan di tubuh NATO.
Lihat Juga :![]() KILAS INTERNASIONAL 8 Negara Demo Pembakaran Al Quran sampai Rusia Tembak Mati Tentaranya |
Kritikan AS atas insiden pembakaran Al Quran
Juru bicara Kementerian Luar Negeri AS, Ned Price, mengatakan pembakaran itu ulah provokator yang ingin membuat runyam hubungan Swedia-Turki.
"Seorang provokator mungkin sengaja berusaha membuat jarak antara dua mitra dekat kita, Turki dan Swedia. Membakar kitab-kitab suci merupakan tindakan yang sangat tak sopan. Itu menjijikkan," kata Price, seperti dikutip AFP.
"[Paludan] mungkin sengaja berusaha mempengaruhi diskusi yang sedang berlangsung mengenai aksesi Swedia dan Finlandia ke NATO," ia menambahkan.
Swedia dan Finlandia tengah mengajukan permohonan untuk bergabung dengan NATO. Namun, langkah mereka terhambat karena Turki mengajukan syarat.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mendesak kedua negara Nordik itu merepatriasi aktivis Partai Pekerja Kurdistan (PKK) yang kabur dari Turki. Namun, insiden pembakaran Al Quran ini mempersulit langkah Swedia masuk NATO.
Tak lama usai pembakaran Al Quran, Erdogan sampai-sampai mengatakan Stockholm tak perlu berharap restu Turki untuk masuk NATO.
Untuk menjadi anggota NATO, calon harus mengantongi seluruh persetujuan anggota aliansi militer ini.
Lanjut baca di halaman berikutnya...