Polisi Norwegia Larang Demo Bakar Al Quran di Ibu Kota Oslo

CNN Indonesia
Jumat, 03 Feb 2023 11:01 WIB
Kepolisian Norwegia melarang protes anti-Islam termasuk pembakaran Al Quran yang direncanakan berlangsung di Ibu Kota Oslo pada Jumat (3/2).
Kepolisian Norwegia melarang protes anti-Islam termasuk pembakaran Al Quran yang direncanakan berlangsung di Ibu Kota Oslo pada Jumat (3/2). (REUTERS/TT NEWS AGENCY)
Jakarta, CNN Indonesia --

Kepolisian Norwegia melarang protes anti-Islam yang direncanakan berlangsung di Ibu Kota Oslo pada Jumat (3/2). Demo tersebut termasuk aksi membakar kitab suci Al Quran.

Sekelompok pengunjuk rasa berencana membakar salinan Al Quran di luar Kedutaan Besar Turki di Oslo, mengikuti aksi serupa yang dilakukan di Swedia dan Denmark pekan lalu. Meski begitu, belum jelas tujuan dari demo tersebut apakah sama dengan yang terjadi di Stockholm dan Copenhagen atau tidak.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Membakar Al Quran tetap merupakan cara legal untuk mengekspresikan pandangan politik di Norwegia. Tapi, acara ini tidak dapat dilakukan karena alasan keamanan," kata kepolisian Oslo melalui pernyataan pada Kamis.

Polisi menuturkan larangan ini diputuskan setelah menimbang informasi intelijen yang didapat terkait keamanan.

Larangan demo ini juga keluar beberapa jam setelah Kementerian Luar Negeri Turki memanggil Duta Besar Norwegia di Ankara untuk mengadu soal rencana unjuk rasa tersebut.

Ankara menilai rencana demo anti-Islam di Oslo itu sebagai "tindakan provokatif", kata seorang sumber Kementerian Luar Negeri Turki. Sumber itu memaparkan Turki juga telah meminta agar demonstrasi di Oslo itu dibatalkan.

[Gambas:Video CNN]

Sementara itu, dikutip Reuters, Kemlu Norwegia mengonfirmasi bahwa Turki telah mengangkat rencana demo anti-Islam itu dalam sebuah pertemuan.

"Duta besar kami mengacu pada hak konstitusional untuk kebebasan berekspresi di Norwegia, dan menambahkan bahwa pemerintah Norwegia tidak mendukung atau terlibat dalam demonstrasi yang direncanakan," kata seorang juru bicara Kemlu Norwegia.

Dengan aturan itu, polisi Norwegia hanya bisa melarang demonstrasi jika ada bahaya bagi masyarakat.

Heboh pembakaran Al Quran pertama kali terjadi Swedia pada 21 Januari lalu. Saat itu, politikus ekstrem kanan Rasmus Paludan mengikut demonstrasi di depan Kedubes Turki di Stockholm sambil membakar kitab suci umat Muslim itu.

Alasan Paludan dan para demonstran adalah menentang sejumlah tuntutan Turki kepada Swedia yang di antaranya merepatriasi aktivis Partai Pekerja Kurdistan (PKK) yang kabur ke negara itu. Tuntutan itu dilayangkan Ankara sebagai syarat Swedia bisa mendapat restu Turki masuk Aliansi Pertahanan Negara Atlantik Utara (North Atlantic Treaty Organization/NATO).

Enam hari kemudian, Paludan kembali melakukan aksi tersebut di depan sebuah masjid di Copenhagen, Denmark. Kali ini, aksi Paludan bahkan dijaga oleh lebih banyak polisi.

Akibat aksi Paludan, perundingan keanggotaan NATO antara Swedia dan Turki semakin rumit.

Presiden Recep Tayyip Erdogan bahkan menegaskan Swedia tak perlu repot-repot memohon restu dari Turki lagi. Sebab, Ankara akan tetap menolak Swedia masuk NATO sampai negara Nordik itu tidak membiarkan aksi pembakaran Al Quran terjadi.



(rds)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER