Ratusan Politikus Oposisi Desak India Selidiki Skandal Adani Group
Ratusan politikus oposisi pemerintah India berdemonstrasi mendesak penyelidikan skandal Adani Group usai dituduh melakukan pencucian uang dan manipulasi saham, Senin (6/2).
Protes itu dipicu setelah perusahaan riset asal Amerika Serikat, Hindenburg Research, merilis penyelidikan terkait bisnis Adani Group pada 24 Januari.
Hasil investigasi itu menuding Adani melakukan manipulasi saham dan skema penipuan akuntansi, dan memiliki utang tak berkelanjutan.
Namun, Adani Group membantah tuduhan itu. Mereka mengklaim telah mematuhi semua hukum dan mengungkapkan apa yang diperlukan dari waktu ke waktu.
Laporan pendapatan triwulan dari tiga unit perusahaan Adani mencatat bahwa transaksi jual beli saham atau short seller memicu sejumlah "masalah tertentu" terhadap beberapa entitas perusahaan di grup ini.
Protes terhadap Adani Group sebenarnya telah berlangsung sejak pekan lalu. Saat itu, politikus oposisi membawa slogan anti-Adani Group saat rapat besar di parlemen India.
Partai oposisi di Kongres India menekan Perdana Menteri Narendra Modi untuk buka suara tentang skandal ini dan menyerukan penyelidikan yudisial independen atas Grup Adani.
Sejak skandal ini mencuat, saham Adani Group merosot drastis, sementara sang bos, Gautam Adani, kehilangan harta hingga Rp1.605 triliun dalam sepekan.
Konglomerat itu membantah tuduhan yang dilayangkan kepada perusahaannya dengan mengatakan tuduhan manipulasi saham ini "tidak memiliki dasar" dan berasal dari ketidaktahuan hukum India.
Kedua majelis parlemen juga sempat ditunda karena partai oposisi meneriakkan slogan-slogan anti-Adani, termasuk "Ganyang Modi-Adani".
Gautam Adani dan Perdana Menteri Modi berasal dari negara bagian barat Gujarat. Keduanya disebut memiliki hubungan dekat yang terus menjadi sorotan oposisi pemerintah.
Adani membantah tuduhan bahwa dia mendapat keuntungan dari kedekatannya dengan Modi. Sementara itu, pemerintah India membantah tuduhan mendukung Adani.