Gempa yang mengguncang Turki dan Suriah pada Senin (6/2) menewaskan ribuan orang dan menghancurkan ribuan bangunan.
Banyak korban yang masih hilang karena tertimbun reruntuhan bangunan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di Turki, Otoritas Manajemen Bencana dan Darurat Turki (AFAD) melaporkan 5.775 bangunan rusak usai gempa menerjang.
Bangunan-bangunan itu termasuk apartemen, perkantoran, rumah sakit, hingga situs-situs sejarah.
Sebuah masjid terkenal yang berasal dari abad ke-13 di Provinsi Malatya tercatat runtuh sebagian.
Kastil Gaziantep yang berusia 2.200 tahun dan dibangun oleh tentara Romawi juga runtuh. Foto-foto yang diunggah di media sosial menunjukkan dinding kastil sudah berubah menjadi puing-puing.
Sementara itu, di Suriah, ketua kelompok White Helmets, Raed al-Saleh, mengatakan banyak bangunan yang roboh akibat gempa.
Dalam cuitannya, White Helmets melaporkan lebih dari 210 bangunan rusak di barat laut Suriah.
Pejabat kemanusiaan PBB di Suriah juga mengatakan banyak infrastruktur dan jalan-jalan yang rusak usai gempa dahsyat tersebut.
"Infrastruktur rusak, jalan-jalan yang biasa kami gunakan untuk pekerjaan kemanusiaan rusak," kata koordinator residen PBB El-Mostafa Benlamlih kepada Reuters.
Bangunan-bangunan bersejarah Suriah juga banyak dilaporkan rusak karena gempa.
Direktorat Jenderal Purbakala dan Museum Suriah (Syria's Directorate-General for Antiquities and Museums/DGAM) melaporkan situs arkeologi Aleppo Citadel mengalami kerusakan kecil dan sedang.
Museum Nasional, Masjid Imam, Kastil Shmemis, Kastil Al-Marqab, dan Kastil Qadous juga turut mengalami kerusakan, menurut laporan DGAM.
Sementara itu, pihak Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Ankara melaporkan banyak jalan di Gaziantep dan Kahramanmaras yang masih terhalang puing-puing bangunan sehingga tak bisa dilalui.
KBRI juga menyebut kebanyakan gedung yang roboh adalah bangunan lama. Sedangkan gedung-gedung yang baru dibangun sejak 2018 relatif tahan gempa.
(blq/bac)