Amerika Serikat telah berkomunikasi dengan China mengenai dugaan balon pengintai yang ditembak jatuh pada 4 Februari lalu, usai ditolak berhari-hari.
"Sudah ada komunikasi dengan Republik Rakyat China [RRC] terkait balon yang terbang tinggi," kata Asisten Menteri Pertahanan Melisa Dalton pada Minggu (12/2), seperti dikutip AFP.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin telah meminta berdialog dengan pihak China setelah Pasukan Udara menembak jatuh balon negara itu. Namun, Austin tak mendapat respons.
Austin juga tak memberikan rincian lebih lanjut pejabat China mana yang sudah ia hubungi.
Pada Kamis lalu, China menyatakan menolak tawaran panggilan telepon dengan Menhan AS karena Washington dianggap tak bertanggung jawab menembak balon.
"Tindakan tak bertanggung jawab dan masalah yang serius dari AS tak menciptakan atmosfer dialog dan pertukaran yang baik antar dua militer," demikian menurut pernyataan resmi Kemenhan China.
Pernyataan itu kemudian berlanjut, "AS malah menggunakan pasukan untuk menyerang kapal udara yang secara serius melanggar praktik internasional dan menjadi preseden buruk."
Balon mata-mata sebelumnya terbang selama berhari-hari dari Alaska menuju Carolina Selatan. Militer Washington kemudian menembak jatuh balon di lepas pantai timur AS pada pekan lalu.
Menyoal balon itu, China menegaskan benda tersebut merupakan pesawat sipil yang digunakan untuk penelitian terutama terkait meteorologi.
Namun, seorang pejabat Kementerian Luar Negeri AS menuding balon mata-mata itu di bawah kendali Tentara Pembebasan Rakyat yang dikirim untuk mengumpulkan informasi intelijen negara.
(isa/bac)