Korea Utara diduga meluncurkan rudal balistik jarak jauh yang mendarat di dalam zona ekonomi eksklusif Jepang pada Sabtu (18/2) sore.
Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida mengatakan rudal tersebut mendarat di dalam zona ekonomi eksklusif Jepang di sebelah barat pulau utama utara Hokkaido.
Selain itu, Menteri Pertahanan Jepang Yasukazu Hamada menjelaskan bahwa peluncuran rudal ICBM yang diberi nama Hwasong-17 itu berpotensi mencapai daratan AS.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Rudal balistik kelas ICBM yang diluncurkan kali ini dapat memiliki jangkauan lebih dari 15.000 km jika dihitung berdasarkan jarak terbang ICBM ini," kata Hamada seperti dikutip dari CNN.
"Itu tergantung pada berat hulu ledak, tapi dalam kasus itu, daratan AS akan masuk dalam jangkauan," lanjutnya.
Kementerian Pertahanan Jepang mengungkapkan bahwa rudal itu mencapai ketinggian 5.700 kilometer dan terbang dengan jarak 900 kilometer. Rudal tersebut terbang selama lebih dari 60 menit.
Selain itu, berdasarkan penjelasan dari Kepala Staf Gabungan Korea Selatan, rudal tersebut diluncurkan dari daerah Sunan Pyongyang sekitar pukul 17.22 waktu setempat.
Juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih Adrienne Watson mengatakan peluncuran rudal tersebut sebagai pelangaran terhadap berbagai resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
"Meskipun [Komando Indo-Pasifik AS] telah menilai itu tidak menimbulkan ancaman langsung terhadap personel atau wilayah AS, atau sekutu kami, peluncuran ini meningkatkan ketegangan yang tidak perlu dan berisiko mengacaukan situasi keamanan di kawasan itu," ujar Watson.
"Itu hanya menunjukkan bahwa Korea Utara terus memprioritaskan senjata pemusnah massal dan program rudal balistiknya yang melanggar hukum di atas kesejahteraan rakyatnya." lanjutnya.
Selain itu, Watson juga mendesak negara-negara lain untuk mengutuk pelanggaran yang dilakukan oleh Korea Utara.
"Mengutuk pelanggaran ini dan meminta Korea Utara untuk menghentikan tindakan destabilisasi dan untuk terlibat dalam dialog yang serius ini," tegas Watson.
Sebelumnya, rezim Kim jong-un memamerkan setidaknya 11 ICBM Hwasong-17 pada parade militer malam hari di Pyongyang, Korea Utara.
Peluncuran rudal itu dilakukan setelah Korea Utara mengancam bakal mengambil tindakan keras jika Korea Selatan dan Amerika Serikat benar-benar menggelar latihan militer bersama untuk operasi nuklir.
Dalam pernyataan resmi, Kemlu Korut juga menyatakan akan mengambil aksi militer tambahan jika Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) terus menekan Pyongyang.