Intelijen Ungkap Rusia Masih Kuat Perangi Ukraina hingga 2 Tahun

CNN Indonesia
Jumat, 10 Mar 2023 18:28 WIB
Rusia diperkirakan memiliki sumber daya yang cukup untuk melanjutkan perang di Ukraina selama dua tahun ke depan.
Ilustrasi. Pasukan asing bertempur di Ukraina melawan Rusia. (REUTERS/CLODAGH KILCOYNE)
Jakarta, CNN Indonesia --

Rusia diperkirakan memiliki sumber daya yang cukup untuk melanjutkan perang di Ukraina selama dua tahun ke depan.

Kepala Intelijen Militer Lithuania, Elegijus Paulavicius, mengatakan dengan sumber daya, cadangan strategis, amunisi persenjataan dan intensitas seperti sekarang, Rusia masih mampu melanjutkan perang.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sumber daya yang dimiliki Rusia saat ini akan cukup untuk melanjutkan perang. Dengan intensitas seperti sekarang, perang bisa berlanjut selama dua tahun," kata Paulavicius, dikutip dari Reuters.

"Berapa lama Rusia mampu berperang juga akan tergantung pada dukungan militer Rusia dan negara-negara lain, seperti Iran dan Korea Utara," imbuhnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, terungkap bahwa Iran diam-diam mengirim amunisi perang ke Rusia menggunakan kapal kargo.

[Gambas:Video CNN]

Sejumlah amunisi seperti peluru, peluncur roket, mortir hingga senapan mesin, dikirim dengan dua kapal kargo sejak Januari lalu.

Menurut penyelidikan, salah satu kapal berangkat dari pelabuhan Iran sekitar tanggal 10 Januari. Sementara kapal kedua berangkat tanggal 12 Januari.

"200 kontainer di dua kapal mampu membawa amunisi sebanyak ini," kata sumber keamanan kepada Sky News.

Diduga kapal kargo membawa 100 juta peluru dengan berbagai ukuran di antaranya 5.56mm, 7.62mm, 9mm, 12.7mm dan 14.5mm. Semua jenis peluru ini bisa digunakan untuk berbagai senjata mulai dari pistol, senapan serbu, dan senapan mesin.

Kedua kapal kargo juga membawa granat 40mm untuk peluncur granat, roket anti-tank 107mm, mortir dengan berbagai ukuran, serta roket artileri.

Selain mengungkap kemampuan perang Rusia, BIN Lithuania juga mengungkap beberapa peretasan yang dilakukan China dan Rusia. Diketahui kedua negara tersebut mencoba membobol komputer pemerintah Lithuania pada tahun 2022.

Namun pihak Lithuania tidak menyebutkan apakah upaya peretesan itu berhasil dilakukan.

Lithuania adalah salah satu negara di Eropa yang menjadi salah satu pengkritik paling keras terhadap Rusia. Lithuania juga menuai protes dari China, setelah mengizinkan Taiwan membuka kedutaan de facto pada tahun 2021.

(dna/bac)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER