Kebakaran di kamp pengungsi Rohingya di Bangladesh pada Minggu (5/3) diyakini sebagai sabotase terencana menurut panel pemerintahan yang menyelidiki peristiwa ini.
"Kebakaran itu merupakan tindakan sabotase yang terencana," kata pejabat senior distrik Abu Sufian, kepala komite penyeliidikan, kepada Reuters, Sabtu (12/3).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia bilang kobaran api terjadi di beberapa tempat pada waktu bersamaan. Hal ini disebut membuktikan tindakan direncanakan dan dijelaskan sebagai upaya sengaja membangun supremasi di kamp oleh kelompok militan yang tak disebut identitasnya.
"Kami merekomendasikan penyelidikan lebih lanjut oleh lembaga penegak hukum untuk mengidentifikasi kelompok di balik insiden itu," katanya.
Lebih dari 2.800 tempat tinggal dan 90 fasilitas termasuk rumah sakit dan pusat pembelajaran hancur dilahap api. Saat ini lebih dari 12 ribu pengungsi Rohingya tanpa penampungan.
Lebih dari 1 juta pengungsi Rohingya tinggal di puluhan ribu gubuk terbuat dari bampu dan terpal plastik di kamp-kamp distrik perbatasan Cox's Bazar. Sebagian besar dari mereka melarikan diri dari kekejaman militer Myanmar pada 2017.
Lihat Juga : |
Panel juga merekomendasikan pembentukan unit pemadam kebakaran terpisah untuk kamp Rohingya. Setiap blok dikatakan perlu diperlebar untuk menampung kendaraan dinas pemadam kebakaran dan pembangunan tangki air.
Kamp dikatakan perlu dibuat menggunakan bahan tak mudah terbakar.
(fea)