Inggris: China-Rusia Bisa Bikin Dunia Bahaya hingga 'Berantakan'

CNN Indonesia
Selasa, 14 Mar 2023 18:41 WIB
Inggris menyebut hubungan China dan Rusia yang kian mesra bisa membuat dunia menjadi berbahaya, hancur, hingga memicu perpecahan.
PM Inggris Rishi Sunak. (REUTERS/HANNAH MCKAY)
Jakarta, CNN Indonesia --

Inggris menyebut China dan Rusia bisa membuat dunia menjadi berbahaya, hancur, hingga memicu perpecahan.

Pernyataan itu tertuang dalam laporan kebijakan Tinjauan Terintegrasi (Integrated Review/IR), Senin (13/3). Tinjauan ini berisi kebijakan luar negeri dan strategi pertahanan Inggris.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Laporan setebal 35 halaman itu menyoroti tantangan bagi Inggris yang ditimbulkan China dan Rusia, serta hubungan kedua negara yang makin mesra terutama sejak Moskow melancarkan invasinya ke Ukraina.

Selain itu, laporan tersebut menggarisbawahi keamanan kolektif Inggris dan Eropa yang bergantung dengan hasil perang Rusia di Ukraina.

"Invasi ilegal Rusia ke Ukraina, mempersenjatai pasokan energi dan makanan serta retorika nuklir yang tak bertanggung jawab, dikombinasikan dengan sikap China yang lebih agresif di Laut China Selatan dan Selat Taiwan, adalah mengancam dalam menciptakan dunia yang bahaya, kekacauan, dan perpecahan," kata Perdana Menteri Inggris, Rishi Sunak, dalam pengantar laporan itu.

Laporan itu juga menyoroti kebijakan Inggris yang mengirim bantuan senilai 2,3 miliar poundsterling atau sekitar Rp43 triliun dan sederet sanksi ke Rusia. Menurut London, tindakan itu mampu melemahkan mesin perang pasukan Vladimir Putin di Ukraina.

[Gambas:Video CNN]

"Tujuan Inggris adalah untuk menahan dan menentang kemampuan dan niat Rusia mengganggu keamanan Inggris, Euro-Atlantik, dan tatanan internasional yang lebih luas," demikian lanjut pernyataan itu.

Mereka juga tak melupakan ancaman yang ditimbulkan China, yang dianggap sama-sama mengganggu.

"China di bawah Partai Komunis China menimbulkan tantangan zaman dan sistemik dengan dampak hampir ke semua bidang kebijakan pemerintah dan kehidupan sehari-hari warga Inggris," lanjutnya seperti dikutip Aljazeera.

Keputusan China memperkuat hubungan dengan Rusia usai invasi merupakan masalah bagi Inggris. Bagi pemerintah London, Beijing juga terus mengabaikan komitmen internasional soal hak asasi manusia di Hong Kong, Xinjiang, dan Tibet.

Tinjauan itu juga menekankan soal sikap China terhadap Taiwan. Menurut Inggris, China memodernisasi militer dan menggunakan kekuatan untuk menyatukan Taiwan dan China.

Namun, masih ada harapan Inggris dan China memperbaiki hubungan.

"Kami percaya bahwa ini akan bergantung pada pilihan yang dibuat China, dan akan menjadi lebih sulit jika tren ke arah otoritarianisme dan ketegasan yang lebih besar terus berlanjut di luar negeri," lanjut laporan itu.

Menanggapi laporan itu, media pemerintah China Global Times menyebut Inggris memang kerap membuat pernyataan provokatif terhadap Negeri Tirai Bambu.

Surat kabar tersebut mengutip pernyataan pakar kajian Eropa di China, Liu Zuokui.

"Pendirian Inggris yang lebih keras terhadap China untuk memenuhi tujuan strategis AS, dan untuk meningkatkan apa yang disebut hubungan khusus Inggris-AS," kata Liu.

Menurut Liu, jika Inggris terus bersikap provokatif terhadap China, bidang kerja sama kemungkinan besar akan terpengaruh dan hal ini perlu dipertimbangkan pemerintahan Rishi Sunak.

(isa/rds)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER