Dubes Australia Balas Kritik Kemlu RI Soal Kapal Selam Nuklir AUKUS
Duta Besar Australia untuk Indonesia Penny Williams buka suara usai Indonesia mengkritik program kapal selam nuklir kerja sama Negeri Kanguru, Inggris, dan Amerika Serikat (AUKUS).
"Australia menghargai keterlibatan berkelanjutannya dengan Indonesia di AUKUS," kata Williams merespons cuitan Kementerian Luar Negeri RI, Selasa (14/3).
Lihat Juga : |
Menurut dia, AUKUS memberikan kontribusi positif bagi perdamaian dan stabilitas kawasan. Australia, lanjutnya, juga akan bekerja sama dengan Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA).
"Australia akan terus bekerja secara terbuka dan transparan dengan IAEA untuk mengembangkan pendekatan non-proliferasi nuklir yang tepat dan kuat," kata Williams lagi.
Sebelumnya, Kementerian Luar Negeri RI meminta Australia mematuhi kesepakatan non-proliferasi senjata nuklir dan safeguard IAEA.
"Indonesia meminta Australia tetap konsisten memenuhi kewajibannya sesuai rezim non-proliferasi senjata nuklir dan IAEA Safeguards dan menyepakati mekanisme verifikasi oleh IAEA yang efektif, transparan dan tidak diskriminatif," demikian pernyataan Kemlu RI di Twitter, Selasa (14/3).
Indonesia, lanjut pernyataan itu, telah mencermati secara seksama kerja sama kemitraan keamanan AUKUS. Terutama, pengumuman mengenai jalan yang akan ditempuh AUKUS untuk mencapai tingkat kemampuan AUKUS kritikal.
Indonesia menilai upaya menjaga stabilitas dan perdamaian kawasan menjadi tanggung jawab semua negara.
"Penting bagi semua negara untuk menjadi bagian dari upaya tersebut," lanjut Kemlu.
Pernyataan Kemlu RI muncul usai Australia berencana membeli lima kapal selam nuklir dari AS. Pembelian itu merupakan investasi pertahanan terbesar dalam sejarah Australia.
Perdana Menteri Australia Anthony Albanese mengumumkan langsung pembelian tersebut saat bertemu dengan Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak dan Presiden AS Joe Biden di California pada awal pekan ini.
Albanese juga menyampaikan ketiga negara sepakat membangun kapal bertenaga nuklir model baru dengan teknologi dari AS dan Inggris.
Dengan kesepakatan itu, Australia menjadi negara kedua, setelah Inggris, yang mendapat akses langsung ke rahasia nuklir Angkatan Laut AS.
Terpisah, penasihat keamanan nasional AS, Jake Sullivan, mengatakan Australia akan membeli tiga kapal selam bertenaga nuklir dalam periode hingga 2030. Ia juga mengatakan tak menutup kemungkinan pembelian naik menjadi lima jika diperlukan.
Sejak awal terbentuk, AUKUS menjadi perbincangan karena membawa unsur kapal selam nuklir. Banyak pihak menilai perjanjian itu bisa memicu perlombaan senjata di kawasan.
Beberapa pengamat menilai AS membentuk AUKUS untuk mengimbangi kekuatan China di kawasan Indo-Pasifik.
(isa/bac)