Polandia Akan Kirim 4 Jet ke Ukraina, Negara NATO Lain Masih Ogah
Polandia akan mengirimkan empat jet tempur MiG-29 ke Ukraina. Mereka menjadi negara NATO pertama yang mengirimkan jet ke Ukraina di tengah invasi Rusia, sementara anggota lainnya masih ogah.
"Dalam beberapa hari ke depan, kami akan menjadi yang pertama mengirimkan, jika saya mengingatnya dengan benar, empat pesawat ke Ukraina," ujar Presiden Polandia, Andrzej Duda, pada Kamis (16/3), seperti dikutip AFP.
Duda mengatakan Polandia saat ini memiliki sekitar 12 jet MiG yang dulu mereka dapat dari Jerman Timur di masa sebelum perdamaian. Mereka berencana mengirimkan empat di antaranya ke Ukraina.
"MiG-MiG ini masih beroperasi untuk angkatan udara Polandia. Jet itu memang sudah di tahun-tahun terakhir masa operasional, tapi sebagian besar bagiannya masih beroperasi dengan baik," ucap Duda.
Ia juga menegaskan MiG "merupakan jet yang dapat dioperasikan oleh pilot-pilot Ukraina saat ini tanpa pelatihan tambahan."
Pengiriman jet tempur ini dianggap dapat menambah kekuatan Ukraina untuk melawan Rusia. Ukraina pun mengaku "sangat berterima kasih kepada rekan kami."
"MiG tak akan menyelesaikan masalah. Kami butuh F-16. Namun, MiG akan membantu memperkuat kapabilitas kami," ucap juru bicara Angkatan Udara Ukraina, Yuriy Ignat.
Hingga kini, belum ada tanggapan dari Rusia terkait keputusan Polandia ini. Namun sebelumnya, Rusia selalu menegaskan bahwa pengiriman alutsista dari Barat hanya akan memperpanjang konflik di Ukraina.
Sementara itu, negara-negara NATO yang lain masih bergeming walau Ukraina sudah berulang kali meminta bantuan jet tempur.
Juru bicara Dewan Keamanan Nasional Amerika Serikat, John Kirby, menyatakan negaranya masih belum akan mengubah posisinya terkait pengiriman jet tempur F-16 ke Ukraina.
"Itu tidak mengubah perhitungan kami terkait F-16," ucap Kirby.
Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken, juga menggaungkan pesan serupa. Menurutnya, penggunaan dan perawatan jet tempur AS itu sangat sulit.
"Saya rasa salah jika terlalu fokus ke sistem persenjataan tertentu saja," tutur Blinken.
Ia menggarisbawahi bahwa sangat penting untuk "tak hanya memastikan Ukraina memiliki sistem senjata yang tepat, tapi juga mereka dapat menggunakannya.'
"Jadi, tergantung pada sistemnya, kemungkinan membutuhkan pelatihan yang signifikan," katanya.
(has)