Kehadiran tim nasional Israel dalam Piala Dunia U-20 yang dihelat di Indonesia memicu kontroversi dalam beberapa waktu belakangan.
Sejumlah pihak mempertanyakan kehadiran timnas itu karena Indonesia tak memiliki hubungan diplomatik dengan Israel.
Selama ini, Indonesia dan sederet pihak lainnya, termasuk negara-negara Arab, memang tak menjalin hubungan diplomatik dengan Israel sebagai tanda dukungan terhadap Palestina.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kini, sebagian pihak pun menilai Indonesia tak mendukung Palestina karena mengizinkan Israel tampil di turnamen junior level dunia tersebut.
Lihat Juga : |
Meski begitu, jauh sebelum gaduh pro-kontra ini, sejumlah negara Muslim juga pernah menerima kedatangan atlet Israel, meski tak menjalin hubungan diplomatik, sama seperti Indonesia.
Berikut beberapa negara Muslim yang pernah menerima atlet Israel.
Qatar menerima kedatangan timnas Israel kala menggelar ajang sepak bola bergengsi Piala Dunia 2022 lalu.
Kala itu, Qatar bahkan membuka penerbangan komersial langsung pertamanya dengan Israel untuk memungkinkan pengunjung menonton pertandingan tersebut.
Kendati begitu, kehadiran timnas Israel di Qatar menimbulkan kekhawatiran. Selama ini, Qatar merupakan negara yang mendukung penuh kemerdekaan Palestina dan menolak normalisasi dengan Israel.
Diplomat senior Israel, Lior Hayat, bahkan sampai meminta warganya yang hendak menonton laga untuk tak mengenakan sesuatu yang mencolok guna menghindari kegaduhan.
"Jangan membuat kehadiran Israel yang mencolok dan sembunyikan identitas Israel Anda demi keamanan pribadi kalian," ucapnya, seperti dikutip Times of Israel.
Sebelum itu, Qatar juga sudah beberapa kali menerima kehadiran atlet Israel, mulai dari perenang, petenis, hingga judo.
Sachar Sagiv menjadi atlet Israel pertama yang diizinkan berkompetisi di Arab Saudi.
Kepala komite Olimpiade Israel, Yael Arad, mengatakan kehadiran Sagiv di leg NEOM Saudi dari Triathlon Liga Super sebagai "terobosan yang sangat signifikan."
"Dalam setahun terakhir, kami telah melihat banyak negara Arab menerima kenyataan bahwa menjadi tuan rumah turnamen internasional berarti menjadi tuan rumah bagi warga Israel," kata Arad, seperti dilansir Times of Israel.
"Ini adalah tren yang berkembang dan merupakan kekuatan sejati dalam normalisasi antar negara, terutama manusia."
Saat itu, Saudi juga membuka wilayah udaranya untuk pesawat Israel dan mengizinkan seorang pengusaha dari Negeri Zionis itu masuk ke perbatasannya.
Meski begitu, Saudi selalu menegaskan bahwa mereka tak mengakui Israel. Mereka juga memastikan tetap pada posisi Liga Arab yang tak menjalin hubungan diplomatik dengan Israel sampai konflik Palestina usai.
Berlanjut ke halaman berikutnya >>>