Korut Tembak Rudal Lagi Respons Latihan Militer AS-Korsel

CNN Indonesia
Minggu, 19 Mar 2023 12:58 WIB
Peluncuran rudal Korut kali ini merupakan kesekian kalinya sejak Korsel dan Amerika Serikat memulai latihan militer besar-besaran Senin (13/3). Ilustrasi rudal. Peluncuran rudal Korut kali ini merupakan kesekian kalinya sejak Korsel dan Amerika Serikat memulai latihan militer besar-besaran Senin (13/3). (Istockphoto/ Aapsky)
Jakarta, CNN Indonesia --

Korea Utara lagi-lagi meluncurkan rudal balistik ke arah Laut Timur, Minggu (19/3). Peluncuran ini merupakan kesekian kalinya sejak Korea Selatan dan Amerika Serikat memulai latihan militer besar-besaran Senin (13/3) lalu.

"Korea Utara menembakkan rudal balistik ke arah Laut Timur," demikian laporan Kepala Staf Gabungan Seoul, seperti dikutip AFP.

Militer Korsel melaporkan peluru kendali itu merupakan rudal balistik jarak pendek (SRBM). Pihaknya mendeteksi rudal tersebut dari daerah Tongchang-ri pada pukul 11.05 pagi waktu setempat.

"Sambil memperkuat pemantauan dan kewaspadaan dalam persiapan melawan kemungkinan provokasi tambahan, militer kami mempertahankan postur kesiapan penuh dalam kerja sama erat dengan Amerika Serikat," bunyi laporan JCS, seperti dilaporkan The Korea Times.

Ini merupakan rudal kesekian yang diluncurkan Korut sepanjang pekan ini. Pyongyang pertama kali menembakkan rudal pada Minggu (12/3), beberapa jam sebelum latihan militer AS-Korsel dihelat.

Setelah itu, Korut kembali menembakkan dua rudal lagi saat latihan militer terbesar AS-Korsel dalam lima tahun belakangan itu dimulai.

[Gambas:Video CNN]



Pada Kamis (16/3), Korut juga meluncurkan rudal balistik antarbenua (ICBM), beberapa jam sebelum Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida dan Presiden Korsel Yoon Suk Yeol bertemu di Tokyo.

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sampai-sampai mengecam peluncuran ICBM tersebut.

Sekjen PBB Antonio Guterres mengatakan uji coba ICBM Korut merupakan pelanggaran resolusi yang disetujui oleh Dewan Keamanan PBB. Lewat juru bicara, Guterres menyatakan desakan terhadap Korut untuk menghentikan kegiatannya.

"Penggunaan tenaga kerja paksa dan dieksploitasi, baik di dalam maupun luar negeri, mendukung program yang melanggar hukum dan mengancam ini," demikian pernyataan tersebut.

Korut sendiri memang menentang latihan militer bersama antara AS dan Korsel. Korut memandang latihan semacam itu sebagai latihan untuk invasi terhadap mereka.

Pyongyang juga berulang kali bersumpah bakal mengambil tindakan "luar biasa" sebagai tanggapan atas latihan militer kedua negara itu.

(blq/end)
Lihat Semua
SAAT INI
BERITA UTAMA
REKOMENDASI
TERBARU
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
LIHAT SELENGKAPNYA

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

TERPOPULER