International Criminal Court (ICC) atau Pengadilan Kriminal Internasional mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk Presiden Rusia Vladimir Putin dan Maria Alekseyevna Lvova-Belova.
ICC mengeluarkan perintah penangkapan karena keduanya diduga melakukan kejahatan perang terkait dengan perang Rusia-Ukraina. ICC menuduh Lvova-Belova dan Presiden Putin mendeportasi anak-anak secara tidak sah, dari Ukraina ke Rusia.
Lvova-Belova, yang juga dijuluki sebagai 'Mother Russia', bekerja sebagai Komisaris Hak Anak untuk pemerintah Rusia sejak 2021.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Belum lama ini Belova kerap diberitakan media lokal Rusia, karena diduga membantu menghubungkan anak-anak di Ukraina dengan calon orang tua Rusia, yang ingin mengadopsi mereka.
Pertengahan 2022 lalu, Lvova-Belova mengadopsi seorang remaja Ukraina untuk keluarganya. Anak itu berasal dari kota Mariupol, yang kini dikuasai Rusia.
Remaja Ukraina itu diduga dijadikan contoh dan bukti kesuksesan proses adopsi dari Ukraina ke Rusia. Menurut Lvova-Belova, setelah beberapa bulan anak remaja itu mulai mencintai Rusia.
"Ketika kami membawa mereka ke wilayah teritori Moskow, mulanya mereka berbicara negatif tentang (Putin), mengatakan segala macam hal buruk, menyanyikan lagu kebangsaan Ukraina. Tapi kemudian mereka berubah menjadi cinta untuk Rusia," kata Lvova-Belova, mengutip Newsweek.
Februari lalu, CNN melaporkan bahwa Lvova-Belova terus mengunjungi wilayah pendudukan Rusia di Ukraina, dan membawa anak-anak di sana untuk diadopsi.
Menurut laporan tersebut, Putin lah yang memberikan izin kepada Lvova-Belova untuk memulihkan kondisi anak-anak tanpa pengasuhan orang tua di wilayah Ukraina yang dianeksasi secara ilegal oleh Rusia. Beberapa wilayah tersebut di antaranya Zaporizhzhia, Kherson, Luhansk, dan Donetsk.
Lewat saluran Telegramnya, Lvova-Belova juga sering membagikan foto dan video anak-anak yang tampak menikmati keluarga baru mereka di Rusia.
Namun Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) menetapkan tindakan Lvova-Belova melanggar hukum, karena mendeportasi anak-anak secara ilegal dari wilayah pendudukan Ukraina ke Rusia.
ICC mengeluarkan pernyataan bahwa kejahatan tersebut dilakukan di wilayah Ukraina sejak 24 Februari 2022, ketika Rusia memulai operasi militer di Ukraina.
"Ada alasan kuat bahwa Lvova-Belova bertanggung jawab pidana individu atas kejahatan yang disebutkan di atas, karena melakukan tindakan tersebut secara langsung bersama-sama dengan orang lain dan/atau melalui orang lain," kata ICC dalam pernyataannya.
Presiden Putin juga menghadapi tuduhan serupa. ICC mengeluarkan perintah penangkapan untuk Putin karena diduga mendeportasi anak-anak dari daerah pendudukan di Ukraina ke Rusia.