Perdana Menteri Jepang, Fumio Kishida, telah tiba di Ukraina untuk bertemu dengan Presiden Volodymyr Zelensky. Kunjungan mendadak Kishida ke Ukraina dilakukan berbarengan dengan lawatan Presiden China Xi Jinping di Rusia.
Diberitakan Associated Press, Kementerian Luar Negeri Jepang menyatakan kunjungan Kishida adalah untuk menunjukkan rasa hormat terhadap keberanian dan kesabaran rakyat Ukraina untuk membela tanah air di bawah kepemimpinan Presiden Zelensky.
Selain itu, Kemlu Jepang melanjutkan, kunjungan Kishida juga untuk menunjukkan solidaritas dan dukungan untuk Ukraina.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selama pertemuan dengan Zelensky, Kishida akan menunjukkan penolakan secara mutlak terhadap tindakan sepihak yang dilakukan Rusia. Jepang akan menegaskan komitmennya untuk mempertahankan tatanan internasional yang berbasis pada aturan yang berlaku.
Televisi publik Jepang, NHK, menyiarkan tayangan ketika Kishida naik kereta api dari Polandia menuju Kyiv. Perjalanan 'kejutan' ke Ukraina terjadi hanya beberapa jam setelah Kishida bertemu dengan Perdana Menteri India, Narendra Modi, di New Delhi.
Kishida diundang oleh Zelensky sejak Januari lalu untuk berkunjung ke Kyiv. Namun ketika ditanya tentang rencana kunjungan tersebut, pihak pemerintah Jepang membantah dan mengatakan belum ada keputusan konkret.
Dalam perang Rusia-Ukraina, Jepang bersama dengan Amerika Serikat dan negara-negara Eropa memberikan sanksi kepada Rusia atas invasinya di Ukraina.
Sejauh ini dukungan Jepang untuk Ukraina terbatas pada peralatan militer non-agresif seperti helm, rompi antipeluru, drone, serta perlengkapan kemanusiaan termasuk generator.
Jepang telah memberikan kontribusi untuk Ukraina sebesar lebih dari US$ 7 miliar dan menerima lebih dari 2.000 pengungsi Ukraina. Bantuan untuk pengungsi Ukraina juga diberikan berupa bantuan perumahan, serta dukungan untuk pekerjaan dan pendidikan.
Lawatan Kishida ke Kyiv terbilang mendadak, terutama di tengah keberadaan Xi Jinping yang juga sedang melakukan pertemuan bilateral di Moskow selama tiga hari.
Dalam pertemuan pertama mereka di Moskow, Xi mengatakan kepada Putin bahwa China dan Rusia memiliki tujuan-tujuan yang sama.
"Memang benar bahwa kedua negara kami memiliki tujuan yang sama, atau beberapa tujuan yang serupa. Kami telah melakukan upaya untuk memakmurkan negara kami masing-masing. Kami dapat bekerja sama dan berkolaborasi untuk mencapai tujuan kita," ucap Xi kepada Putin.