Jakarta, CNN Indonesia --
Seorang blogger militer pro-Presiden Vladimir Putin, Vladlen Tatarsky, tewas dalam ledakan di sebuah kafe di Saint Petersburg, Rusia, pada Minggu (2/4).
"Satu orang tewas dalam insiden ini. Dia adalah koresponden militer Vladlen Tatarsky," demikian pernyataan Kementerian Dalam Negeri Rusia, seperti dikutip AFP.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kronologi sang blogger tewas bermula usai menerima hadiah yang di dalamnya diduga berisi bahan peledak.
Salah satu sumber menyatakan Tatarsky menerima hadiah patung dari seorang perempuan.
[Gambas:Video CNN]
"Perempuan ini duduk di meja kami. Saya melihatnya dari belakang, dia berbalik. Saat dia memberi patung itu, dia pergi dan duduk di tempat berbeda, di dekat jendela," ungkap saksi itu, seperti dikutip CNN dari media pemerintah Rusia.
Pembawa acara yang berada di panggung kemudian mengambil patung itu dari kotak dan memamerkannya. Tatarsky sempat memegang hadiah itu sebentar.
"Mereka meletakkannya kembali dan tak lama ledakan terjadi," kata dia lagi.
Ia lantas lari dan menyaksikan banyak orang terluka hingga mengeluarkan darah.
Saksi yang lain mengatakan orang berhamburan ke pintu keluar setelah ledakan terjadi.
Lanjut baca di halaman berikutnya...
Sumber yang berbeda menyatakan ledakan itu terjadi akibat alat peledak yang diduga disembunyikan di dalam patung untuk Tatarsky.
Kepolisian di Rusia mengaku menerima laporan ledakan itu pada pukul 18.13 waktu setempat. Petugas kemudian bergegas meninjau lokasi dan melakukan investigasi.
Kelompok yang mengklaim sebagai Pasukan Informasi Rusia, Cyber Front Z, menyatakan mereka menyewa kafe saat insiden terjadi.
"Ada serangan teroris. Kami sudah mengambil tindakan-tindakan keamanan, tapi sayangnya tidak cukup," demikian pernyataan Cyber Front Z.
Pernyataan itu kemudian berlanjut, "Belasungkawa bagi semua yang telah mengenal koresponden perang yang sempurna dan rekan kami, Vladlen Tatarsky."
Tatarsky selama ini dikenal sebagai blogger Rusia yang mendukung invasi. Laki-laki itu lahir pada 1981 di Donetsk, wilayah Ukraina yang dicaplok Rusia tahun lalu.
Usai berita kematian itu beredar, Rusia menyampaikan bela sungkawa.
"[Tatarsky] merupakan pembela kebenaran," ujar Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova, seperti dikutip AFP.
Menurut dia, Tatarsky berbahaya bagi Ukraina, tetapi berani terus bekerja memenuhi tugasnya hingga akhir. Zakharova juga mengklaim jurnalis Rusia merasakan ancaman dari serangan pemerintah Ukraina.
Sementara itu, menanggapi pernyataan Zakharova, Ukraina curiga ledakan itu justru dipicu cekcok antar-warga Rusia.
"Laba-laba biasanya saling makan di dalam stoples. Pertanyaan soal kapan terorisme domestik menjadi instrumen untuk pertikaian politik internal hanya cuma soal waktu," ungkap penasihat kepresidenan Ukraina, Mykhailo Podolyal, dikutip CNN.