Rusia mendakwa Darya Trepova, tersangka pelaku bom di St Petersburg yang menewaskan blogger pro-Presiden Vladimir Putin, Vladlen Tatarsky, dengan tuduhan terorisme.
Komite Investigasi Rusia menyatakan pihaknya mendakwa Trepova dengan tuduhan melakukan "tindakan teroris oleh kelompok terorganisir yang menyebabkan kematian disengaja."
Komite itu menyebut Trepova bertindak di bawah pengawasan orang-orang yang bekerja atas nama Ukraina, demikian dilaporkan Reuters.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Trepova ditangkap oleh Komite Investigasi tak lama setelah perempuan itu masuk daftar buron terkait ledakan di St Petersburg.
Ledakan itu menewaskan Tatarsky, blogger sekaligus pendukung invasi Rusia di Ukraina. Tatarsky meninggal setelah menerima hadiah berupa patung yang di dalamnya diduga berisi alat peledak.
Salah satu sumber mengatakan hadiah itu diterima oleh Tatarsky dari seorang perempuan, yang diduga Trepova. Namun, suami Trepova, Dmitry Rylov, mengatakan istrinya itu dijebak.
Trepova sendiri merupakan aktivis anti-perang. Rusia dianggap menggunakan memanfaatkan kematian blogger pro-perang itu untuk menerapkan tindakan tegas terhadap kelompok yang mengkritik Kremlin.
Penangkapan terhadap Trepova sendiri bukan kali pertama. Saat awal invasi, ia juga pernah diangkut polisi dan sempat ditahan selama 10 hari.
Ia ditangkap karena ikut serta dalam unjuk rasa tanpa izin di hari invasi berlangsung di Ukraina. Trepova menjadi sasaran penangkapan pihak berwenang diduga untuk menindak tegas kelompok yang mengkritik Kremlin.
Saat ini, Trepova sudah dipindahkan dari St Petersburg ke Moskow. Jaksa penuntut dikabarkan bakal meminta pengadilan distrik Basmany untuk menahan dia selama pra-sidang.