Kapal perang Amerika Serikat, USS Milius, berlayar di perairan yang diklaim China di Laut China Selatan, Senin (10/4), ketika pasukan Negeri Tirai Bambu menggelar simulasi untuk menyerang Taiwan.
Angkatan Laut AS menyatakan mereka mengerahkan kapal itu ke dekat Kepulauan Spratly, daerah buatan China di perairan sengketa tersebut.
"Di akhir operasi, USS Milius keluar dari area yang diklaim itu dan melanjutkan operasi di Laut China Selatan," demikian pernyataan Angkatan Laut AS yang dikutip Reuters.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pernyataan itu berlanjut, "Operasi kebebasan berlayar ini menjunjung hak, kebebasan, dan kegunaan laut yang sesuai dengan hukum."
AS mengerahkan USS Milius ketika China memasuki hari ketiga latihan simulasi untuk menyerang Taiwan pada Senin. Di dua hari pertama simulasi itu, Taiwan mendeteksi setidaknya 70 pesawat dan 11 kapal China berseliweran.
Latihan itu sudah dimulai sejak Sabtu lalu, beberapa hari setelah Presiden Taiwan, Tsai Ing Wen, singgah di Amerika Serikat dalam perjalanan pulangnya dari Guatemala dan Belize.
Di sela persinggahannya itu, Tsai sempat bertemu dengan Ketua Dewan Perwakilan AS, Kevin McCarthy, walau China sudah berulang kali mewanti-wanti.
China pun mengancam akan mengambil tindakan tegas jika kedua pejabat itu benar-benar bertemu. Menurut mereka, AS seharusnya belajar dari kesalahan mereka tahun lalu, kala Ketua DPR AS saat itu, Nancy Pelosi, berkunjung ke Taiwan.
Tak lama setelah lawatan itu, China langsung menggelar latihan militer besar-besaran di sekitar Taiwan selama berhari-hari.
Ketika pertemuan McCarthy dan Tsai dipastikan berlangsung, China pun kembali memperingatkan AS agar tak melupakan dasar hubungan kedua negara.
AS memang menjalin relasi dengan China dengan catatan mereka mengakui prinsip "Satu China" yang terus digaungkan Beijing.
Berdasarkan prinsip itu, AS seharusnya hanya mengakui China, dan tak ada negara Taiwan. Sejak kedua negara membangun hubungan diplomatik, AS pun tak pernah secara terang-terangan membela Taiwan.
Namun, AS mulai terbuka memasang badan untuk Taiwan pada 2018, ketika mereka meneken Undang-Undang Relasi Taiwan (TRA).
Berdasarkan TRA, AS dapat menjalin hubungan dengan "rakyat Taiwan" dan pemerintahnya, tanpa menjelaskan secara spesifik pemerintahan yang dimaksud.
Sebagaimana dilansir Reuters, TRA juga menegaskan bahwa AS mau menjalin hubungan diplomatik dengan China atas dasar pemahaman bahwa "masa depan Taiwan" akan ditetapkan dengan damai.