Presiden Amerika Serikat Joe Biden buka suara soal insiden kebocoran dokumen rahasia intelijen Pentagon di jagat maya.
Biden menyebut tak ada "konsekuensi besar" dalam kasus kebocoran tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya khawatir itu terjadi, tapi tak ada hal yang terjadi pada saat itu yang saya sadari memiliki konsekuensi besar," kata Biden saat berkunjung ke Irlandia, seperti dikutip Associated Press, Kamis (13/4).
Biden mengatakan saat ini ada penyelidikan "besar-besaran" yang dilakukan AS bersama dengan komunitas intelijen hingga Kementerian Kehakiman.
"Ada penyelidikan penuh yang sedang berlangsung, seperti yang Anda tahu, dengan komunitas intelijen dan Departemen Kehakiman, dan mereka hampir menyelesaikannya namun saya belum tahu hasilnya," ujar dia.
Lihat Juga :![]() Kilas Internasional Israel Larang Umat Yahudi ke Al Aqsa hingga Tentara Inggris di Ukraina |
Ini merupakan kali pertama Biden berkomentar soal dokumen yang menggemparkan jajaran Kementerian Pertahanan dan intelijen Amerika Serikat itu.
Kebocoran ini disebut-sebut sebagai penerobosan keamanan paling serius sejak insiden lebih dari 700 ribu dokumen Washington muncul di WikiLeaks pada 2013 silam.
Insiden kali ini merebak sejak bulan lalu, ketika puluhan dokumen berlabel "Rahasia" dan "Sangat Rahasia" beredar di sejumlah situs, mulai dari Discord dan 4Chan.
Namun, dokumen-dokumen ini baru menjadi sorotan setelah The New York Times memberitakan mengenai kebocoran itu dalam pemberitaan beberapa waktu lalu.
Beberapa dokumen tersebut merinci bantuan AS dan NATO ke Ukraina hingga penilaian intelijen AS mengenai sekutu dekat mereka.
Hingga kini, tak diketahui berapa banyak dokumen yang bocor ke internet tersebut. Beberapa menyebut sekitar puluhan, namun beberapa lainnya mengatakan jumlahnya ratusan.
Sejumlah dokumen juga disebut-sebut telah diedit atau digunakan sebagai bagian dari kampanye informasi hoaks, kata para pejabat AS.
Pada Senin (9/4), juru bicara Dewan Keamanan Nasional John Kirby mewanti-wanti publik agar berhati-hati "karena kita tahu setidaknya dalam beberapa kasus bahwa informasi itu dipalsukan."
Tidak ada yang tahu pasti dari mana dokumen tersebut berasal. Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin hanya mengatakan bahwa "mereka ada di suatu tempat di web, dan di mana tepatnya serta siapa yang punya akses pada saat itu, kami tidak tahu."
"Kami akan terus menyelidiki dan memeriksa setiap aspek sampai kami menemukan sumbernya dan sejauh mana itu," ujarnya.
Pada Rabu, Washington Post menulis laporan bahwa pelaku penyebar dokumen rahasia itu diduga merupakan remaja berusia 20-an yang bekerja di pangkalan militer.
Informasi itu didapat dari beberapa anggota grup obrolan yang diwawancara surat kabar terbesar AS tersebut. Pelaku dikatakan menggunakan nama julukan OG, slang untuk istilah Original Gangster.
OG disebut mengatakan kepada anggota grup bahwa ia menghabiskan "beberapa harinya di dalam fasilitas aman yang melarang penggunaan ponsel dan perangkat elektronik lainnya."
Dia juga mengatakan kepada mereka bahwa ia "bekerja keras selama berjam-jam menulis dokumen rahasia untuk dibagikan kepada teman-temannya di server Discord", demikian dikutip AFP.
Setelahnya, dia mulai mengambil gambar beberapa dokumen dan membaginya ke dalam grup.
(blq/bac)