Situs Suci Al Aqsa yang Ternoda Konflik, Kenapa Semakin Panas?

CNN Indonesia
Minggu, 16 Apr 2023 11:48 WIB
Al Aqsa jadi situs suci yang ternoda konflik dan kini semakin panas dengan ulah para radikal, apa yang terjadi?
Kubah masjid Al Aqsa dan Dome of the Rock. (AFP/YOAV LEMMER)

Konflik di Al Aqsa

Dalam beberapa tahun terakhir insiden di sekitar kompleks Al Aqsa memicu perseteruan Israel-Palestina.

Pada 2000, mendiang ketua partai Likud Ariel Sharon memimpin sekelompok anggota parlemen Israel berkunjung ke Temple Mount. Saat itu, lawatan Sharon dianggap memicu gerakan perlawanan Palestina terhadap pendudukan Israel atau intifada kedua.

Kemudian pada 2017, ribuan jemaah beribadah di luar kompleks sebagai protes usai pasukan Israel memasang detektor logam di pintu masuk Al-Aqsa.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pemasangan ini berlangsung setelah dua petugas meninggal gegara tertembak. Otoritas Israel kemudian membunuh pelaku bersenjata itu.

Protes juga menyebar ke luar negeri, hingga akhirnya pemerintah Israel mencopot detektor logam.

Selain itu, ada pula gesekan soal pembatasan akses ke tempat suci. Pihak berwenang Israel kerap membatasi usia warga Palestina yang boleh salat di Masjid Al-Aqsa, dan mengunjungi Yerusalem bagi warga Palestina dari Tepi Barat dan Gaza.

Lalu pada 2021, serangan dan konfrontasi Israel di Al-Aqsa memicu perang selama 11 hari antara Israel dan kelompok Islam militan Hamas di Gaza.

Wilayah warga Palestina menyusut

Daniel Seidemann, pendiri organisasi yang mengadvokasi solusi dua negara Terestrial Jerusalem, mengatakan ada ruang warga Palestina yang menyusut dan gerakan ultranasionalis Israel yang kian intensif.

Sejumlah pihak menyebut Al Aqsa menjadi simbol perlawanan warga Palestina atas pendudukan Israel.

"Al-Aqsa dan bangunan lain di kompleks adalah tempat yang paling sedikit diduduki di Yerusalem. Hari ini, itu menjadi yang paling diduduki di Yerusalem," kata Daniel, seperti dikutip Deutsche Welle, Kamis (14/4).

Daniel juga menerangkan tak ada satu pun penyebab yang pasti untuk kondisi semacam itu.

"Apa yang kita lihat secara umum di Yerusalem adalah apa yang saya sebut sebagai senjata iman, di mana gerakan yang mendorong peristiwa dan mengendalikan wacana di Yerusalem lebih ekstrem, lebih absolut, dan lebih eksklusif," ungkap dia lagi.

Israel, lanjut dia, mengintensifkan gerakan ultranasionalis Temple Mount di Yerusalem.

Pasukan Israel juga sering menuduh warga Palestina di situs tersebut seolah-olah membuat masalah dan bisa menghasut kekerasan.

Sementara itu, di pihak Palestina, ada kelompok Islam militan seperti Hamas yang menyatakan diri sebagai "pembela" Al-Aqsa.

Kompleks Al Aqsa berada di bawah pendudukan Israel sejak negara Zionis itu merebut Yerusalem timur dari Yordania dalam Perang Enam Hari pada 1967.

Israel dan Yordania kemudian menjalin kesepakatan. Yordania akan terus mempertahankan bagian dalam situs tersebut, sementara Israel bakal mengontrol bagian luar.

Selain itu, Israel juga mencaplok bagian timur dan menyatakan seluruh kota sebagai ibukota mereka. Di sisi lain, Palestina juga ingin melihat Yerusalem timur sebagai ibu kota negara masa depan mereka.

(isa/bac)

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER