Dua Agen China Ditangkap Usai Buat 'Kantor Polisi' di New York

CNN Indonesia
Selasa, 18 Apr 2023 04:15 WIB
'Kantor Polisi' yang dimaksud dibentuk untuk memburu para pengkritik pemerintah China dan buronan yang berada di Amerika Serikat.
Ilustrasi. Biro Investigasi Federal (FBI) Amerika Serikat menangkap dua orang ditangkap lantaran diduga terlibat dalam pembentukan 'kantor polisi China' di New York (Keith Allison/Pixabay)
Jakarta, CNN Indonesia --

Biro Investigasi Federal (FBI) Amerika Serikat menangkap dua orang ditangkap lantaran diduga terlibat dalam pembentukan 'kantor polisi China' di New York.

Mengutip AFP, kantor polisi yang dimaksud dibentuk untuk menangkapi para pembangkang pemerintah China hingga buronan yang bersembunyi di AS.

Kedua pria yang ditangkap adalah Harry Lu Jianwang (61) dan Chen Jinping (59). Menurut pejabat AS, mereka membuka kantor di Chinatown Manhattan atas perintah Kementerian Keamanan Publik (MPS), kepolisian nasional China sejak 2022.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jaksa wilayah federal Breon Peace menyebut kantor yang mereka buat tidak terdaftar seperti yang disyaratkan oleh Pemerintah AS. Oleh karena itu proses hukum dilakukan.

Harry Lu Jianwang (61) dan Chen Jinping (59) diduga sebagai agen negara asing yang tidak terdaftar. Mereka pun diduga telah menghilangkan bukti komunikasi dengan pejabat Pemerintah China selama ini.

Menurut Juru Bicara Kejaksaan AS di Distrik Timur New York John Marzulli, 'kantor polisi China' yang mereka buat sudah ditutup sejak penggeledahan dilakukan.

Departemen Kehakiman AS juga telah mengumumkan dakwaan terhadap 34 petugas China yang diduga bagian dari Kelompok Kerja Proyek Khusus 912. Kelompok itu memiliki misi memburu pengkritik pemerintah China yang tinggal di luar China.

"Upaya Pemerintah China memakai cara-cara otoriter untuk membungkam kebebasan berekspresi di Amerika Serikat merupakan ancaman bagi demokrasi Amerika," ucap David Newman, wakil asisten jaksa agung AS untuk keamanan nasional.

Dalam kasus yang sama, Kanada dan negara-negara Eropa telah melakukan tindakan serupa.

(afp/cnn/bmw)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER