Perang Saudara di Sudan, KBRI Jadikan Gedung Kedubes Safe House WNI

CNN Indonesia
Selasa, 18 Apr 2023 13:07 WIB
KBRI di Khartoum, Sudan, telah mempersiapkan rencana kontijensi bagi ribuan WNI di sana menanggapi situasi menegangkan akibat perang saudara pecah di ibu kota. (CNNIndonesia/Riva Dessthania S)
Jakarta, CNN Indonesia --

Kementerian Luar Negeri RI menuturkan gedung Kedutaan Besar RI (KBRI) untuk Sudan di Khartoum telah dijadikan tempat berlindung bagi para warga Indonesia (WNI) yang terjebak perang saudara yang pecah di ibu kota sejak akhir pekan lalu.

Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia Kemlu RI, Judha Nugraha, mengatakan KBRI juga telah menyiapkan segala kemungkinan jika kondisi tak kunjung kondusif bagi keamanan WNI di Sudan, terutama Khartoum.

"KBRI sudah disiapkan rencana kontingensi dan jadikan gedung KBRI sebagai safe house para WNI," ucap Judha saat dikonfirmasi CNNIndonesia.com pada Selasa (18/4).

Salah satu WNI yang menempuh studi di University of International Arica (UIA) , Sabiq, mengatakan peluru nyasar sempat menerjang kamp pengungsian tempat dia dan mahasiswa RI lainnya berlindung. Kamp tersebut terletak di selatan Khartoum.

Menurut dia, ada sekitar 12 WNI di pengungsian tersebut. Sementara itu, berdasarkan data Kemlu RI, tercatat 1.209 warga Indonesia tinggal di Khartoum.

Sabiq bahkan menuturkan ada seorang rekannya yang terkena peluru nyasar tersebut hingga mengalami luka ringan. Judha menuturkan masih mendalami laporan tersebut.

"Kami belum dapat konfirmasi informasi ini, KBRI sedang cross-check," kata Judha.

Judha memastikan KBRI tengah bekerja sama dengan komunitas Indonesia untuk memberikan bantuan logistik kepada WNI yang membutuhkan dan menyediakan layanan hotline KBRI jika ada WNI yg mengalami situasi kegawatdaruratan.

Sudan tengah bergejolak usai paramiliter Rapid Support Forces (RSF) dan militer negara itu bertempur memperebutkan kekuasaan sejak pekan lalu.

Perang pecah saat faksi-faksi politik bernegosiasi membentuk pemerintahan transisi usai Sudan dikudeta pada 2021.

Di tengah gejolak itu, RSF mengklaim telah mengontrol sejumlah bandara di Khartoum dan Merowe serta menguasai Istana Kepresidenan. Mereka juga mengaku mengambil alih kediaman Panglima Angkatan Darat Sudan Jenderal Abdel Fattah Al Burhan.

(isa/rds)
KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK