Pemerintah Selandia Baru buka suara setelah nyaris dua bulan pilot Susi Air, Philip Mehrtens, disandera Organisasi Papua Merdeka (OPM) sejak Februari lalu.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri dan Perdagangan (MFAT) Selandia Baru, menyatakan pihaknya melakukan segala upaya untuk membebaskan Mehrtens dengan cara damai dan aman.
"Kami melakukan semua yang kami bisa untuk mendapatkan resolusi damai dan pembebasan yang aman bagi Mehrtens," kata juru bicara MFAT kepada CNNIndonesia.com, Selasa (18/4).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia kemudian berujar, "Termasuk bekerja sama dengan pihak berwenang Indonesia dan mengerahkan staf konsuler Selandia Baru."
Jubir MFAT juga menyatakan keselamatan Mehrtens menjadi prioritas pemerintah Selandia Baru. Namun, mereka tak menjawab upaya apa yang sudah ditempuh selama ini untuk membebaskan dia.
Selandia Baru sejauh ini belum merinci upaya yang dilakukan untuk pembebasan Mehrtens, namun menyatakan melakukan segala cara dan mengutamakan keselamatan sang pilot.
Selain mengupayakan pembebasan Mehrtens, Selandia Baru juga menyampaikan dukungannya bagi keluarga Mehrtens baik itu yang berada di Aotearoa maupun di Indonesia.
Diketahui istri Mehrtens merupakan warga negara Indonesia. Ia disebut ikut tinggal di RI selama beberapa waktu.
Komentar terbaru jubir MFAT mencuat usai Prajurit TNI dari Satgas Yonif R 321/GT, Pratu Miftahul Arifin, dilaporkan meninggal dunia setelah diserang OPM di wilayah Mugi-Mam, Kabupaten Nduga, pada Sabtu (15/4_
Ia tewas dalam operasi penyelamatan Mehrtens yang disandera OPM.
Selandia Baru menyatakan menyadari situasi di Papua, tetapi mereka enggan berkomentar lebih jauh.