Kementerian Pertahanan Korea Selatan berencana mengirim pesawat militer transport C-130J dan personelnya untuk membantu evakuasi warga yang terjebak di Sudan.
"Perang di Sudan masih berlangsung dan Bandara Internasional Ibu Kota Khartoum tempat warga negara kami tinggal itu ditutup," bunyi pernyataan Kemhan Korsel pada Sabtu (22/4).
Kemhan Korsel menuturkan pesawat militer beserta personelnya akan siaga di dekat pangkalan militer Amerika Serikat di Djibouti sampai bisa melakukan evakuasi. Sejauh ini, ada 26 warga Korsel di Sudan termasuk staf diplomat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berdasarkan laporan CNN, Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak pada Sabtu mengadakan pertemuan darurat untuk membahas soal evakuasi warganya di Sudan.
Evakuasi ini kemungkinan tak akan terjadi dalam waktu dekat. Meski begitu, juru bicara pemerintah Inggris mengatakan kepada CNN bahwa mereka melakukan "segala kemungkinan" untuk membantu warga negara Inggris di Sudan.
Lihat Juga : |
Kementerian Pertahanan Jepang mengumumkan dua pesawat Pasukan Bela Diri telah berangkat ke Djibouti pada Sabtu lalu.
Pesawat angkut tipe C-2 dan pesawat pengisian bahan bakar udara KC-767 disebut bakal bergabung dengan pesawat angkut C-130 yang sudah meninggalkan Jepang pada Jumat untuk bersiap di Djibouti.
Mengutip dari Japan Times, setidaknya sekitar 130 personel Pasukan Bela Diri Darat dan Udara dikerahkan untuk menjalankan misi tersebut. Menurut seorang sumber, sebanyak 63 warga negara Jepang, termasuk staf kedutaan, berada di Sudan.
Angkatan Bersenjata Sudan (SAF) melaporkan China bersama dengan AS, Inggris, dan Prancis mengajukan permintaan untuk mengevakuasi semua diplomatnya dari negara itu.
Evakuasi itu pun disebut bakal dimulai dalam beberapa jam ke depan, dan akan dilakukan melalui udara menggunakan pesawat angkut militer masing-masing.
Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) RI telah menyiapkan rencana evakuasi warga negara Indonesia (WNI) dari ibu kota Sudan, imbas konflik bersenjata di sana.
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menyebut pihaknya sudah melakukan berbagai upaya untuk mengevakuasi WNI dari Khartoum. Namun upaya evakuasi dan bantuan logistik memang sulit dilakukan.
"Persiapan evakuasi terus dimatangkan sambil menunggu saat tepat untuk dapat melakukan evakuasi, dengan terus mempertimbangkan keselamatan WNI," kata Retno dalam konferensi pers virtual pada Kamis (20/4).