Rusia Buka Suara usai Zelensky Telepon Xi Jinping, Siap Damai?

CNN Indonesia
Kamis, 27 Apr 2023 14:30 WIB
Rusia buka suara usai Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, berbincang melalui telepon dengan Presiden China, Xi Jinping, pertama kalinya sejak invasi pecah.
Jubir Kemlu Rusia, Maria Zakharova, buka suara usai Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, berbincang melalui telepon dengan Presiden China, Xi Jinping. (AP)
Jakarta, CNN Indonesia --

Rusia buka suara usai Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, berbincang melalui telepon dengan Presiden China, Xi Jinping, untuk pertama kalinya sejak invasi pecah.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova, mengatakan bahwa mereka memahami kemauan China untuk menjadi negosiator perdamaian antara negaranya dengan Ukraina melalui telepon itu.

"Kami mencatat kesiapan China untuk berupaya mengadakan proses negosiasi," ucap Zakharova pada Rabu (26/4), seperti dilansir CNN.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Meski demikian, Zakharova menegaskan kondisi saat ini tak memungkinkan untuk proses negosiasi. Menurutnya, Ukraina menolak inisiatif Rusia.

Sebelumnya, Kemlu Rusia juga sudah merilis pernyataan dengan nada serupa. Mereka mengklaim Ukraina menolak upaya damai.

"Pihak berwenang Ukraina dan sekutu Barat mereka menunjukkan kemampuan mereka untuk menghancurkan inisiatif damai," demikian pernyataan Kemlu Rusia yang dikutip AFP.

Kendati demikian, Kemlu Rusia juga menegaskan mereka memahami keinginan China untuk menghidupkan upaya damai.

Selama beberapa bulan belakangan, China memang terus menggaungkan seruan perdamaian di tengah perang Rusia dan Ukraina. Saat berbincang dengan Zelensky, Xi juga menyampaikan pesan serupa.

Xi mengatakan kepada Zelensky bahwa "perundingan dan negosiasi" merupakan "satu-satunya jalan keluar" dari perang.

"Terkait isu krisis Ukraina, China selalu berpihak pada perdamaian dan posisi utama kami adalah mendorong pembicaraan damai," demikian laporan CCTV.

[Gambas:Video CNN]

Berdasarkan transkrip pembicaraan yang dirilis CCTV, Xi mengatakan China "tak akan hanya menonton tembakan dilepaskan dari satu sisi, atau menyiramkan bensin ke api, apalagi memanfaatkan krisis itu menjadi profit."

"Ketika berhadapan dengan isu nuklir, semua pihak terkait harus tetap tenang dan menahan diri, benar-benar fokus ke masa depan dan nasib mereka sendiri serta umat manusia, juga mengendalikan dan mengontrol krisis," ucap Xi.

Selama ini, Beijing memang selalu mengklaim sebagai pihak yang netral dalam konflik antara Moskow dan Kyiv.

China selalu menyerukan perundingan damai, tapi mereka juga tak pernah mengecam serangan Rusia ke Ukraina.

Belakangan, muncul desas-desus China memberikan bantuan senjata untuk Rusia. Namun, China selalu membantah laporan itu.

(has/bac)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER