Penobatan Raja Charles III baru akan digelar pada Sabtu (6/5). Namun, warga Inggris penggemar kerajaan sudah berkemah di dekat lokasi sejak pekan lalu agar dapat menyaksikan penobatan dari dekat.
Di antara para warga yang berkemah itu, terlihat Marie Scott. Teman Scott sudah menyiapkan tempat untuk berkemah di dekat Istana Buckingham sejak pekan lalu.
"Ini merupakan momen bersejarah. Kami sangat beruntung dapat hidup ketika penobatan berlangsung," ujar Scott kepada AFP, Selasa (2/5).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebagai penggemar kerajaan, Scott tak pernah ketinggalan prosesi-prosesi monarki, termasuk pernikahan Pangeran William dan Putri Kate Middleton pada 2011 silam.
Menurutnya, menghadiri langsung sebuah prosesi sensasinya berbeda ketimbang hanya menyaksikan dari layar kaca.
"Kalian harus melihatnya dengan mata sendiri dan merasakan semuanya yang ada di sekitar kalian," tutur Scott.
"Rasanya magis melihat semua militer dengan bandnya datang. Semuanya membuat kalian merasa bangga menjadi orang Inggris."
Tak hanya warga Inggris, sejumlah penggemar kerajaan dari luar negeri juga mulai memadati area di dekat Istana Buckingham.
Seorang warga Amerika Serikat, Thomas Moore, bahkan rela menempuh perjalanan jauh ke London bersama istrinya, Stephanie, demi dapat menyaksikan momen bersejarah tersebut.
Moore mengaku punya jejak keturunan Inggris. Ia pun selalu menyempatkan diri untuk menghadiri prosesi-prosesi kerajaan, termasuk perayaan tujuh dekade pengabdian Ratu Elizabeth tahun lalu.
"Saya merinding ketika melihat raja melintas. Saya merupakan bagian dari generasi lama di mana itu semua sangat bermakna. Ini adalah kesempatan spesial, berdesir di darah Anda," katanya.
Meski demikian, tak semua warga Inggris senang dengan penobatan Raja Charles ini. Belakangan, sentimen anti-monarki juga tumbuh pesat di Inggris.
Para warga anti-monarki itu bahkan berencana menggelar demonstrasi di hari penobatan Raja Charles. Mereka juga menolak mengucapkan sumpah setia ketika Charles dinobatkan menjadi raja pada Sabtu mendatang.
"Dalam demokrasi, kepala negara lah yang seharusnya bersumpah setia kepada rakyat, bukan sebaliknya," ujar Graham Smith, juru bicara untuk kelompok yang menyerukan penghapusan monarki Inggris, Republik.