Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan skeptis terhadap tuduhan Rusia yang mengklaim Ukraina telah melancarkan serangan pesawat nirawak atau drone ke Istana Kepresidenan Kremlin.
"Saya sudah melihat laporannya. Saya tidak bisa memvalidasinya, kami tidak tahu," kata Blinken di sebuah acara di Washington, dikutip dari AFP, Rabu (3/5).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rusia mengklaim telah menembak jatuh dua pesawat nirawak atau drone Ukraina yang menargetkan Istana Kepresidenan Kremlin di Ibu Kota Moskow pada Rabu (3/5).
Melalui pernyataan, Kremlin menuturkan dua drone itu merencanakan serangan teroris yang diupayakan untuk membunuh Presiden Vladimir Putin.
Kyiv membantah klaim tersebut. Juru bicara kepresidenan Mikhaylo Podolyak menyatakan bahwa serangan itu "dilakukan" oleh Moskow.
"Ukraina tidak ada hubungannya dengan serangan drone di Kremlin," kata Podolyak.
Sejumlah video di media sosial memperlihatkan asap membumbung di atas atap Kremlin. Meski begitu, belum ada keterangan lebih lanjut dari pihak berwenang terkait insiden ini dan konfirmasi soal upaya pembunuhan Putin.
Menurut laporan Russia Today (RT), drone tersebut jatuh setelah Rusia mengerahkan senjata elektronik. Pihak berwenang mengatakan tidak ada korban atau kerusakan akibat insiden ini.
"Insiden ini terjadi pada Selasa malam, kedua drone itu jatuh ke lahan kompleks Kremlin di Moskow. Kami menganggap ini merupakan aksi teroris terencana dan percobaan pembunuhan terhadap Presiden Rusia. Jadwal (presiden) tidak terganggu akibat insiden ini," bunyi pernyataan Kremlin.
Kremlin mengatakan insiden ini terjadi menjelang perayaan Hari Kemenangan (Victory Day) dan parade besar-besaran yang akan dihadiri tamu dan perwakilan dari luar negeri.
(afp/fra)