Erdogan Kampanye Jelang Pilpres Turki: Kami Tolak LGBT
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyatakan bakal melawan kaum lesbian, gay, biseksual, transgender, dan queer (LGBT) saat kampanye pemilihan presiden pada Kamis (4/5).
Turki memang tengah dalam masa kampanye menjelang pemilihan presiden pada 14 Mei mendatang. Erdogan kembali mencalonkan diri sebagai presiden Turki meski telah dua dekade berkuasa.
"Kami menolak LGBT," kata Erdogan dalam rapat umum di kota Giresun, Laut Hitam, Kamis.
"Keluarga itu suci bagi kami. Keluarga yang kuat berarti bangsa yang kuat. Apa pun yang mereka lakukan, cukuplah Tuhan bagi kami," paparnya menambahkan.
Dikutip AFP, pernyataan tersebut muncul usai Erdogan panen kritik karena krisis ekonomi yang melanda Turki dan gempa bumi pada Februari lalu.
Berdasarkan jajak pendapat Erdogan juga bersaing ketat dengan lawannya dari partai sekuler sayap kiri, Kemal Kilicdaroglu.
Kilicdragolu dan koalisi enam partainya mencoba meluncurkan kampanye yang lebih inklusif. Mereka juga tak peduli komentar balasan Erdogan dan fokus terhadap pesan yang diusung.
Politikus berusia 74 tahun itu juga berjanji akan memperbaiki ekonomi dan mengamankan pendanaan baru dari investor Barat. Di bawah kekuasaan Erdogan, hal semacam itu dilarang.
Menurut pengamat dari Middle East Institute Turkey, Gonul Tol, menilai Erdogan menjalankan kampanye yang lebih teredam saat Turki berkabung imbas gempa.
Namun, pesan-pesan yang lebih memecah dan mengandung kebencian justru muncul jelang pemilihan presiden.
"Dia sekali lagi mencoba untuk mempersatukan masyarakat agar mendukungnya dengan memicu perang budaya," ujar Tol.
Perang budaya adalah konflik budaya antara kelompok sosial di masyarakat dan perjuangan untuk mendominasi nilai dan kepercayaan.
"Dia kampanye di musala, secara keliru mengklaim bahwa oposisi akan menutup Direktorat Urusan Agama (Diyanet), dan mengucilkan komunitas LGBTQ dengan menggambarkan mereka tercemar 'virus' dan 'mesum,"ungkap Tol lagi.
(isa/rds)