Israel berharap lawatan Penasihat Keamanan Nasional Amerika Serikat, Jake Sullivan, ke Arab Saudi pada akhir pekan ini dapat menghasilkan terobosan terkait peluang normalisasi hubungan Tel Aviv-Riyadh.
Harapan itu diutarakan Kepala Dewan Keamanan Nasional Israel, Tzachi Hanegbi, saat menyambut kedatangan Sullivan di Tel Aviv pada akhir pekan lalu. Sullivan diperkirakan akan bertemu dengan Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman (MbS) ketika berkunjung ke Riyadh nanti.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami sangat, sangat berharap akan ada terobosan selama kunjungannya ke sana (Saudi)," kata Hanegbi kepada Rashet 13 News seperti dikutip Reuters pada Senin (8/5).
Wartawan Rashet 13 News kemudian bertanya kepada Hanegbi akan kah ada komunikasi langsung melalui telepon antara Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dengan MbS selaku pemimpin de facto Saudi saat ini menjelang lawatan Sullivan ke Riyadh.
Namun, Hanegbi enggan berkomentar soal itu.
"Ada orang yang mengatakan bahwa ada lebih dari panggilan telepon antara pemimpin Saudi dan Israel. Tetapi yang penting adalah bahwa AS memimpin langkah menambahkan Arab Saudi ke Abraham Accords, perjanjian normalisasi dan perdamaian dengan Israel," ujar Hanegbi.
"Jika itu terjadi, itu akan menjadi titik balik bersejarah," paparnya menambahkan.
Wacana normalisasi hubungan Israel-Saudi makin santer terdengar belakangan ini. Netanyahu bahkan telah beberapa kali mengungkapkan niat Israel untuk menjalin hubungan normal dengan Saudi.
Selama ini, Saudi dan Israel tidak memiliki hubungan diplomatik. Salah satu alasannya yakni solidaritas Saudi terhadap perjuangan Palestina untuk merdeka.
Baru-baru ini, Menlu Israel Eli Cohen bahkan membeberkan rencana mengunjungi Saudi dalam waktu dekat untuk membicarakan prospek normalisasi.
Cohen bahkan mengisyaratkan akan ada setidaknya satu lagi negara Arab yang akan menormalisasi hubungannya dengan Israel setelah Uni Emirat Arab dan Bahrain melakukannya pada 2020 lalu.
Interaksi Tel Aviv-Riyadh juga semakin terlihat nyata setelah kedua negara disebut menjajaki izin penerbangan langsung bagi warga Israel yang ingin melaksanakan ibadah haji.
Selama ini, umat Muslim dari Israel dan Palestina melakukan perjalanan ke Saudi melalui negara ketiga, seperti Uni Emirat Arab dan Bahrain.
Beberapa tahun lalu, Pangeran MbS juga menjadi sorotan setelah blak-blakan menganggap Israel bisa menjadi mitra Saudi di depan media.
(rds)