Kenapa Junta Myanmar Bakar 19 Warga Hidup-hidup saat KTT ASEAN?

CNN Indonesia
Senin, 15 Mei 2023 13:34 WIB
Ilustrasi. Junta Myanmar bakar 19 warga hidup-hidup pekan lalu saat KTT ASEAN. (Istockphoto/ OlgaMiltsova)
Jakarta, CNN Indonesia --

Pasukan junta militer Myanmar membakar 19 warga hidup-hidup pada Rabu (10/5) pekan lalu. Insiden ini bersamaan saat konferensi tingkat tinggi (KTT) ASEAN berlangsung di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur.

Pasukan junta melancarkan aksi diduga sebagai aksi balasan atas tindakan kelompok pemberontak di Karen, Pasukan Pertahanan Rakyat (PDF) dan Tentara Pembebasan Nasional Karen (KNLA).

Saat itu, kelompok pemberontak meledakkan tambang di kawasan Bago. Imbas serangan tersebut, sekitar 30 tentara junta tewas.

"Setelah itu, tentara junta ke Desa Nyaung pin Thar. Pertempuran juga pecah di sana," kata salah satu pemberontak, seperti dikutip Radio Free Asia (RFA).

Sejumlah warga mengatakan pasukan junta menahan beberapa orang yang tinggal di Desa Nyaung Pin Thar di kawasan Bago. Pasukan kemudian membakar 19 warga sekitar pukul 17.00.

Dari jumlah itu, lima di antaranya merupakan satu keluarga termasuk anak-anak berusia 6 tahun.

Sumber tersebut baru mengetahui pasukan junta membakar hidup-hidup setelah pertempuran rampung.

"Kami baru tahu semalam, setelah pertempuran berakhir, bahwa mereka membunuh warga-warga di desa itu. Kami baru menemukan jasad mereka pagi ini," ujar dia.

Hingga kini, junta militer Myanmar belum memberikan keterangan resmi mengenai insiden ini.

Pembakaran hidup-hidup terhadap belasan warga berlangsung saat KTT ASEAN digelar di Labuan Bajo. Isu Myanmar menjadi salah satu topik yang dibahas dalam pertemuan itu.

Para pemimpin ASEAN itu bahkan merilis pernyataan yang mengecam serangan terhadap konvoi diplomat yang membawa bantuan di Myanmar. Konvoi ini mencakup diplomat Indonesia dan Singapura.

Selama KTT, Presiden Indonesia Joko Widodo dan sejumlah kepala negara lain terus menyerukan agar kekerasan di Myanmar segera dihentikan.

Myanmar berada dalam krisis politik dan kemanusiaan usai militer menggulingkan pemerintah sah pada 1 Februari 2021 lalu.

Tak terima dengan kudeta itu, warga menggelar demo besar-besaran di berbagai penjuru.

Dua bulan usai pengambilalihan paksa ini, ASEAN turun tangan. Organisasi tersebut menggelar pertemuan khusus yang menghadirkan kepala negara anggota, termasuk junta militer Myanmar, Min Aung Hlaing, pada April 2021 di Jakarta.

Pertemuan tersebut menghasilkan lima poin konsensus. Beberapa di antaranya kekerasan di Myanmar harus segera dihentikan, dan harus ada dialog konstruktif mencari solusi damai.

Dua tahun berlalu, Myanmar tak kunjung memenuhi konsensus itu. ASEAN lalu mengambil sikap untuk tak melibatkan Myanmar dalam pertemuan organisasi ini.

(isa/bac)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK