Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky membantah klaim Rusia yang mengatakan telah berhasil merebut Kota Bakhmut, Ukraina. Ia menyatakan hingga kini Ukraina masih berjuang untuk menguasai kota timur Bakhmut.
Ketika dikonfirmasi sebelum pertemuan dengan Presiden AS Joe Biden di Jepang perihal klaim Rusia merebut Kota Bakhmut, Zelensky menegaskan hal itu tidak benar.
"Untuk hari ini, Bakhmut hanya ada di hati kami," ujar Zelensky dilansir dari Reuters, Minggu (21/5).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sekretaris pers Zelensky kemudian meluruskan pernyataan tersebut.
"Wartawan bertanya Rusia mengatakan mereka telah mengambil Bakhmut," tulis Sergii Nykyforov di Facebook. "Jawaban presiden: saya kira tidak."
Dia menambahkan dalam bahasa Ukraina: "Dengan cara ini, presiden menolak pengambilalihan Bakhmut."
Rusia mengklaim pada hari Sabtu (20/5) telah sepenuhnya merebut kota Ukraina timur yang hancur-- yang jika benar akan menandai berakhirnya pertempuran terpanjang dan paling berdarah dari perang 15 bulan.
"Ini adalah tragedi," kata Zelensky. "Tidak ada apa-apa di tempat ini."
Sebelumnya, Rusia mengklaim telah merebut Kota Bakhmut, Ukraina, pada Sabtu (20/5). Presiden Vladimir Putin pun berjanji akan memberikan penghargaan kepada prajurit yang berperan besar dalam perebutan Bakhmut.
Reuters melaporkan Putin mengucapkan janji itu setelah tentara Rusia mengklaim mereka telah merebut Kota Bakhmut usai pertempuran sengit oleh kelompok tentara bayaran Wagner Group.
"Berkat serangan unit tempur Wagner, didukung artileri dan penerbangan Pasukan Kelompok Selatan, pembebasan Artyomovsk [sebutan Bakhmut] sudah rampung," demikian pernyataan Kementerian Pertahanan Rusia.
Hingga kini belum diketahui kebenaran akan klaim Kota Bakhmut tersebut.
Namun, beberapa bulan belakangan, pasukan Ukraina perlahan merebut kembali sejumlah kawasan Bakhmut dari cengkeraman Rusia.
Di kawasan utara dan selatan Bakhmut, pasukan Ukraina dilaporkan mengambil alih sejumlah wilayah, mengusir tentara Rusia.
Saat itu, Rusia sendiri mengakui mereka kehilangan sejumlah kawasan di Bakhmut dalam beberapa pekan terakhir. Meski demikian, mereka membantah laporan bahwa benteng yang dibangun Prigozhin sudah hancur.
Ketika pertempuran memanas, Ukraina membongkar strategi mereka, yaitu memancing para tentara Rusia untuk bergerak ke tengah kota agar pertahanan di pinggiran melemah.
"Tentara Wagner memanjat ke Bakhmut seperti tikus masuk ke dalam perangkap," tutur komandan pasukan lapangan Ukraina, Oleksander Syrskyi.
Rusia pun mulai memperkuat kembali gempuran mereka pada Sabtu. Intelijen pertahanan Inggris memperkirakan Rusia mengerahkan beberapa batalion tambahan untuk membangun kembali pertahanan di Bakhmut.
Dengan baku tembak yang tak kunjung usai, Bakhmut saat ini menjadi medan tempur paling berdarah di Ukraina. Selama pertempuran memanas, Rusia sudah berulang kali mengklaim menguasai atau mengepung kota itu.
Meski demikian, Ukraina selalu membantah klaim tersebut. Setelah itu, laporan mengenai peperangan di Bakhmut terus berlanjut hingga saat ini.
(ryn/wis)