Pasukan bayaran Rusia Wagner Group dilaporkan menarik pasukan dari Ukraina dan menyerahkan pertempuran ke tangan Moskow.
Berita lainnya adalah tentang Menteri Keamanan Nasional Israel Itamar Ben Gvir kembali memantik kontroversi setelah mendatangi kompleks Masjid Al Aqsa atau Temple Mount, Minggu (21/5).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berikut sejumlah berita 24 jam terakhir yang terangkum dalam Kilas Internasional pagi ini:
Yevgeny Prigozhin, pemimpin tentara bayaran Rusia, Wagner Group, bakal menarik pasukannya dari garda depan perang di timur Ukraina pada 25 Mei. Ia pun menyerahkan pertempuran ke tangan Rusia.
"Seperti yang sudah saya katakan sebelumnya, kami menyerahkan posisi kami ke Kementerian Pertahanan [Rusia], dan pada tanggal 25, kami meninggalkan zona perang," ujar Prigozhin, seperti dikutip CNN, Minggu (21/5)
"Dengan demikian, seluruh tugas akan dilanjutkan oleh unit-unit pemberani Kementerian Pertahanan, dan kami pergi ke kamp lapangan."
Rusia dan China tidak terima dianggap sebagai ancaman oleh kelompok G7. Kedua negara mengecam para pemimpin G7 yang menggelar Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) di Hiroshima, Jepang, baru-baru ini.
KTT G7 mengklaim satu suara dalam membuat kebijakan baru mereka terhadap situasi dunia terkini. KTT G7 juga mendesak China menekan Rusia untuk mengakhiri perang di Ukraina.
Seperti dilansir CNN, Minggu (21/5), Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov, mengecam keras rencana G7 yang dinilai terlalu merasa kelompok mereka hebat sehingga bisa menghalangi atau melakukan berbagai upaya menjatuhkan Moskow dan Beijing.
Menteri Keamanan Nasional Israel, Itamar Ben Gvir, kembali memicu kontroversi setelah mengunjungi Kompleks Masjid Al Aqsa alias Temple Mount pada Minggu (21/5).
"Saya senang datang ke Temple Mount, tempat paling penting bagi warga Israel," ujar Ben Gvir, seperti dilansir Reuters.
Ben Gvir kemudian mengapresiasi pasukan keamanan Israel yang ia anggap berhasil menjaga ketertiban di kompleks pusaran konflik tersebut.
(tim/bac)