Para pejabat hingga publik di Rusia disebut kebingungan setelah Belgorod, wilayah di dekat perbatasan Ukraina, diserang oleh warganya sendiri.
Kelompok anti-pemerintahan Presiden Vladimir Putin berbasis di Rusia, Freedom of Rusia Legion dan Korps Relawan Rusia,menjadi sorotan usai mengklaim menyerang wilayah Belgorod pada Senin (22/5) malam. Rusia menuding serangan tersebut adalah aksi pasukan Ukraina, namun Kyiv membantahnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ukraina memang mengakui kelompok itu bersekutu dengan mereka. Namun, mereka menolak aksi di Belgorod atas instruksi militer Ukraina.
Sementara itu, sejumlah analis melihat kebingungan yang meluas di kalangan pejabat hingga pakar di Rusia soal bagaimana serangan itu bisa terjadi dan bagaimana Moskow harus meresponnya.
"Sejumlah blogger dan pakar Rusia bereaksi dengan tingkat kepanikan, faksionalisme, dan inkoherensi seperti yang cenderung ditampilkan ketika mengalami guncangan informasi yang signifikan," tulis lembaga think tank Institute for the Study of War (ISW) dalam pengarahan hariannya tentang konflik Rusia-Ukraina.
"Serangan (Belgorod) itu mengejutkan para komentator Rusia," bunyi penilaian ISW menambahkan seperti dikutip CNN.
Menurut ISW, insiden di Belgorod berpotensi mempermalukan Putin yang selama 15 bulan memimpin agresi Rusia ek Ukraina.
Dalam serangan Senin malam itu, para kelompok anti-Putin yang berkewarganegaraan Rusia, berhasil menduduki sebuah post keamanan di perbatasan.
Sambil mengangkat senjata, kelompok anti-Putin tersebut menyerang sejumlah gedung pemerintah dan infrastruktur sipil menggunakan artileri dan mortir.
Menurut Gubernur Belgorod, Vyacheslav Gladkov, serangan drone oleh kelompok anti-Putin tersebut menerjang dua wilayahnya hingga menyebabkan beberapa rumah kebakaran.
Serangan ini pun memicu pihak berwenang Rusia mengevakuasi warga sipil.
(rds)