Badai Tropis Mawar Sapu Jepang, Satu Orang Tewas dan Ribuan Dievakuasi
Hujan lebat akibat badai Tropis Mawar di beberapa wilayah Jepang, Sabtu (3/6) menewaskan satu orang, dua orang hilang, dan ribuan lainnya dievakuasi.
Pihak berwenang mengatakan pengungsi pun hidup tanpa listrik.
Tim penyelamat di Toyohashi, wilayah tengah Aichi yang mendapatkan peringatan evakuasi tingkat tertinggi, telah menemukan seorang pria berusia sekitar tahun 60-an di dalam sebuah mobil yang terendam. Pria ini kemudian dikonfirmasi telah meninggal dunia.
Di Wakayama barat, beberapa sungai di wilayah itu meluap dan para pejabat mengatakan telah melanjutkan pencarian seorang pria dan seorang wanita yang hilang di wilayah tersebut.
Dikutip dari Channel News Asia, Perusahaan Listrik Tokyo mengatakan sekitar 4.000 rumah di wilayah yang dekat dengan Tokyo mengalami pemadaman listrik.
Operasional kereta cepat Shinkansen pun masih ditangguhkan pada rute antara Tokyo dan Nagoya. Namun lembaga penyiaran publik NHK mengatakan kereta akan kembali beroperasi sekitar tengah hari.
Pada Jumat (2/6), juru bicara pemerintah Hirokazu Matsuno memperingatkan "curah hujan yang sangat lebat dengan badai petir" di wilayah yang luas selama tiga hari ke depan.
Informasi terkini, kata dia, satu orang terluka parah dan tujuh orang mengalami luka ringan.
Para ilmuwan mengatakan perubahan iklim meningkatkan risiko hujan lebat di Jepang dan di tempat lain, karena atmosfer yang lebih hangat menahan lebih banyak air.
Hujan deras pada tahun 2021 memicu tanah longsor dahsyat di pusat kota resor Atami yang menewaskan 27 orang.
Kemudian pada 2018, banjir dan tanah longsor menewaskan lebih dari 200 orang di Jepang bagian barat selama musim hujan tahunan di negara itu.
Awal pekan ini, Topan Mawar melintas di sebelah utara pulau Guam di Pasifik, menumbangkan pepohonan dan menyebabkan puluhan ribu rumah tidak mendapatkan aliran listrik untuk sementara waktu.
(can/vws)