Jakarta, CNN Indonesia --
Sebuah kapal selam wisata bangkai kapal Titanic dinyatakan hilang usai 1 jam 45 menit menyelam di lepas pantai Kanada, Samudra Atlantik, pada Minggu (18/6) waktu lokal.
Kapal selam itu mengangkut lima orang turis termasuk dua miliarder dan CEO perusahaan agen ekspedisi tersebut, OceanGate.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kapal ini memiliki fitur keselamatan yang canggih seperti sistem pemantauan kesehatan lambung real-time (RTM) yang bisa menganalisis tekanan dan integritas struktur pada kapal.
Dengan sistem ini, masalah apa pun yang terjadi pada kapal akan memicu tanda "peringatan dini" kepada pilot sehingga memberikan waktu yang cukup untuk kembali ke permukaan dengan aman.
Namun, mantan Komandan Komando Indo-Pasifik AS, Harry B. Harris Jr mengatakan fakta bahwa kapal selam tersebut belum muncul secara mandiri hingga saat ini mengindikasikan adanya masalah.
[Gambas:Video CNN]
Pencarian akan menjadi rumit jika kapal selam tersebut tidak juga mengeluarkan suara atau sinyal apa pun.
Semula, aparat penjaga pantai memperkirakan kapal selam memiliki antara 70-96 jam kadar oksigen sehingga tim pencari memiliki waktu hingga Jumat pekan ini untuk menyelamatkan para turis.
Namun, pada Selasa, pejabat penjaga pantai AS memperkirakan kapal selam hanya memiliki sisa oksigen sekitar 40 jam.
Meski belum jelas apa yang terjadi, sejumlah ahli memprediksi beberapa penyebab kapal selam itu hilang kontak.
Berikut empat teori ahli soal kemungkinan penyebab kapal selam Titan itu hilang. Simak di halaman berikutnya >>>
Korsleting listrik
Salah satu risiko utama yang mungkin terjadi adalah pemadaman listrik atau korsleting. Hal ini menyebabkan terputusnya komunikasi dengan daratan, menurut profesor ahli teknologi kapal selam dari University of Adelaide, Eric Fusil.
Fusil menuturkan beberapa kapal selam memiliki sumber listrik kedua seandainya sumber listrik utama mengalami masalah. Namun, hingga kini tidak jelas apakah Titan memiliki cadangan daya saat hilang kontak.
Kebakaran
Dikutip CNN, korsleting juga berbahaya lantaran dapat menyebabkan kebarakan di atas kapal yang tidak hanya akan merusak sistem kapal tetapi juga menimbulkan asap beracun di dalam kapal tempat penumpang berada.
Bocor
Kebocoran selalu menjadi risiko utama kecelakaan saat ekspedisi kapal selam. Apalagi, kapal selam harus turun hingga kedalaman laut hingga 3,81 kilometer untuk mencapai bangkai kapal Titanic.
Pada kedalaman itu, tekanan yang sangat besar bisa menyebabkan sebagian besar kapal selam meledak dan memicu kebocoran hingga banjir, kata Fusil.
Sementara itu, kapal selam Titan ini diklaim turut dilengkapi fitur keselamatan baru yang inovatif memantau tekanan pada kapal yang dapat memicu sistem peringatan dini bagi pilot jika ada masalah yang terdeteksi.
Tersangkut reruntuhan
Dengan kedalaman dan arus yang kuat, puing-puing kapal Titanic di dasar laut bisa bergerak sehingga memunculkan risiko kemungkinan kapal selam itu terjebak di antara reruntuhan Titanic.
Selain itu, puing-puing kapal Titanic yang bertebaran dan arus yang kencang di bawah laut bisa membuat jalan kapal selam juga terhalang.