Fakta-fakta Wagner Group, Pasukan Bayaran yang Khianati Putin

CNN Indonesia
Minggu, 25 Jun 2023 11:56 WIB
Rusia dihadapkan pemberontakan di tengah invasinya ke Ukraina usai tentara Wagner Group menyerbu markas militer Negeri Beruang Merah di Rostov.
Rusia dihadapkan pemberontakan di tengah invasinya ke Ukraina usai tentara Wagner Group menyerbu markas militer Negeri Beruang Merah di Rostov. (REUTERS/STRINGER)

3. Penjaga diktator Omar Al-Bashir

Wagner selama ini dikenal mendukung Presiden Sudan Omar Hassan Ahmad al-Bashir, yang memerintah Sudan sejak 1993 sampai 2019.

Mengutip Middle East Monitor, Wagner pernah melakukan operasi di Sudan dan Mozambik untuk menyerang kelompok teroris di sana.

Namun, pada Maret 2022, Kementerian Luar Negeri di Khartoum membantah bahwa Wagner pernah beroperasi di Sudan. Dalam pernyataannya, Kemlu menyebutkan Wagner tak pernah ada di Sudan dan segala aktivitas mereka melanggar "hukum dan pemerintahan" Sudan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pelaksanaan, penambangan, dan misi lain mereka bertentangan dengan aturan hukum dan pemerintahan," demikian keterangan Kemlu, seperti dikutip Middle East Monitor.

Selain Sudan, Wagner juga dikenal beroperasi di Libya karena hubungannya dengan komandan militer Khalifa Hifter.

Mengutip Associated Press News, pakar PBB mengatakan Wagner dikerahkan ke Libya sejak 2018 untuk membantu pasukan Hifter berperang melawan militan Islam di Libya Timur.

4. Berasal dari masyarakat miskin

Para prajurit Wagner disebut-sebut berasal dari golongan masyarakat miskin.
Seorang pejabat dari Dinas Keamanan dan Intelijen Moldova (SIS) mengatakan prajurit Wagner memiliki "latar belakang sosial yang tidak stabil", seperti dikutip New Lines.

"Mereka tidak punya pekerjaan yang stabil, pendapatan yang stabil," ujarnya.

Para prajurit juga kebanyakan tak mengenyam pendidikan dan berusia antara 18-50 tahun. Namun, sebagian besar pejuang berusia 25 hingga 30 tahun.

5. Upah tak sesuai janji

Saat awal bergabung, para prajurit Wagner diiming-imingi upah besar mulai dari 2 ribu dollar atau Rp30 juta sebulan atau lebih. Itu merupakan nominal yang cukup besar menurut standar Rusia dan Ukraina.

Bahkan, mereka yang punya pengalaman militer bisa menerima gaji dua kali lipat.

Namun demikian, sejumlah bukti menunjukkan bahwa para prajurit ditipu. Para tentara mengaku hanya mendapat gaji yang dijanjikan tersebut selama beberapa bulan pertama sebelum mereka tak lagi digaji atau mendapat upah yang kurang dari yang dijanjikan.

(dmi/rds)


[Gambas:Video CNN]

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER