Bukan cuma dekat, Shoigu bahkan disebut-sebut sebagai calon pengganti Putin. Dalam beberapa jajak pendapat, salah satunya yang dirilis Levada Center, sang Menhan menempati posisi kedua setelah Putin sebagai pemimpin yang paling bisa dipercaya publik.
Ia memperoleh 26 persen suara, tepat di belakang Putin yang mengantongi 60 persen suara. Survei itu dilakukan pada 2015 kepada 1.600 responden dengan margin of error tidak lebih dari 3,4 persen.
Karena penilaian bagusnya ini, beberapa analis menilai Shoigu bisa menjadi calon pengganti Putin.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada 2013, Putin juga sempat menjawab dalam acara mengenai apakah dia menganggap Shoigu sebagai penggantinya di masa depan. Dia membiarkan rakyat Rusia untuk memilih pengganti dirinya.
"Rakyat Federasi Rusia yang akan memilih pengganti saya," kata Putin, seperti dikutip The Moskow Times.
Namun, hubungan dekat Putin dan Shoigu selama beberapa dekade ini kini menghadapi ujian berat. Pemberontakan Wagner sukses menjadi momok besar untuk nasib Shoigu, yang selama ini dikecam Prigozhin atas langkahnya dalam invasi di Ukraina.
Menurut The Moskow Times, posisi Shoigu saat ini sangat genting karena tingkat keparahan serangan Prigozhin yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap dia maupun kementeriannya.
(blq/rds)