Sekretaris Jenderal Aliansi Pertahanan Negara Atlantik Utara (NATO), Jens Stoltenberg, mengatakan upaya "kudeta" tentara swasta Wagner Group terhadap kepemimpinan Rusia menunjukkan "kelemahan" rezim Negeri Beruang Merah.
Menurut Stoltenberg, Presiden Vladimir Putin saat ini tengah dalam posisi "rapuh" dan sulit lantaran dikhianati oleh Wagner Group yang selama ini dianggap sekutu andalan Moskow, terutama dalam melancarkan invasinya di Ukraina.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pemberontakan bersenjata bos Wagner Group Yevgeny Prigozhin menunjukkan betapa sulit dan berbahayanya bagi Presiden [Vladimir] Putin untuk mengandalkan tentara bayaran yang benar-benar bisa berbalik melawannya," kata Stoltenberg pada Senin (26/6)
Stoltenberg mengatakan belum jelas apa yang akan terjadi di Rusia selama beberapa hari dan minggu ke depan. Namun, dia mewanti-wanti agar negara NATO tidak boleh membuat kesalahan dengan "meremehkan" Moskow.
"Jadi kita perlu terus memberikan dukungan kepada Ukraina, itulah yang dilakukan NATO dan sekutu NATO dengan dukungan militer tetapi juga dukungan untuk jangka panjang. Dan itulah yang dapat kita katakan hari ini tentang efek pada medan perang di Ukraina ," ucap Stoltenberg dalam konferensi pers di Lituania, bersama Menteri Pertahanan Jerman Boris Pistorius dan Presiden Lituania Gitanas Nauseda seperti dikutip CNN.
Rusia dihadapkan dengan pemberontakan di dalam negeri oleh Wagner Group kala invasinya ke Ukraina masih berlangsung dan semakin dipertanyakan keberhasilannya.
Wagner Group sempat menyerbu markas militer Rusia di Rostovdan memobilisasi pasukan ke Moskow sebelum membatalkannya pada akhir pekan lalu.
Pemberontakan itu dilakukan Wagner Group setelah sang bos, Prigozhin, menuding Kemhan Rusia menyerang kamp militer pasukannya hingga menewaskan banyak personel. Ia pun menyerukan prajuritnya menyerbu Rostov dan Moskow guna menggulingkan Shoigu.
Wagner Group merupakan salah satu paramiliter yang diandalkan Rusia untuk membantu melancarkan invasinyake Ukraina.
Sejak bergabung dengan pasukan Rusia di Ukraina, Wagner Group kerap mengeluhkan kapabilitas tentara Negeri Beruang Merah yang berada di bawah pimpinan Shoigu.
Prigozhin juga selama ini selalu blak-blakan menuding Kemhan Rusia yang bobrok, korup, dan tidak becus menjalankan strategi perang di Ukraina.
Amerika Serikat dan sekutu pun menganggap pemberontakan Wagner Group memperlihatkan jika rezim Putin tak lagi solid dan kuat.
(rds)