Pemerintah Terapkan Jam Malam Imbas Kerusuhan Pecah di Prancis

CNN Indonesia
Jumat, 30 Jun 2023 01:10 WIB
Kota Clamart di pinggiran Paris mengumumkan jam malam hingga pekan depan imbas kerusuhan pecah di banyak kawasan Prancis.
Kota Clamart di pinggiran Paris mengumumkan jam malam hingga pekan depan imbas kerusuhan pecah di banyak kawasan Prancis. (AFP/Bertrand Guay)
Jakarta, CNN Indonesia --

Kawasan di pinggiran Paris mengumumkan jam malam pada Kamis (29/6) imbas aksi protes berujung kekerasan belakangan ini. Aksi tersebut digelar warga sebagai bentuk protes tembak mati terhadap remaja 17 tahun oleh polisi.

Kantor Wali Kota Clamart mengumumkan warganya tak ada yang boleh keluar rumah mulai pukul 21.00 waktu setempat hingga 6.00 pagi. Peraturan itu berlaku langsung pada Kamis malam hingga Senin (3/7).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Clamart merupakan kota yang yang biasanya sepi dan berpenduduk 50.000 di barat daya ibu kota Prancis. Keputusan membuat jam malam itu pun diambil setelah aksi besar-besaran di Prancis.

Sebuah trem di Clamart turut dibakar selama protes pada Rabu (28/6) malam hingga Kamis (29/6).

Tak hanya itu, 150 orang juga ditangkap selama aksi besar-besaran di seluruh negeri.

[Gambas:Video CNN]



Selain jam malam, otoritas Paris juga mengatakan layanan bus dan trem di dalam dan sekitar ibu kota akan dihentikan setiap malam mulai pukul 21.00 waktu setempat mulai Kamis untuk memastikan perlindungan staf dan penumpang.

Semua bermula ketika Nahel M. remaja berusia 17 tahun yang bernama Nahel M. ditembak mati polisi akibat melanggar peraturan lalu lintas di Nanterre, Selasa (27/6) dini hari. Sang remaja tak menghentikan mobil saat diminta polisi.

Video yang beredar di media sosial menunjukkan dua petugas polisi coba menghentikan kendaraan, dan satu orang mengarahkan senjatanya ke pengemudi melalui jendela dan menembak dari jarak dekat saat korban pergi.

Mobil yang ditunggangi korban pun sempat bergerak beberapa puluh meter sebelum menabrak.

Inspektorat kepolisian nasional Perancis (IGPN) sebelumnya membuka penyelidikan atas kemungkinan pembunuhan yang disengaja, oleh seseorang yang memegang posisi otoritas publik.

Amarah itu diluapkan publik lewat aksi protes besar-besaran. Warga Prancis tak terima dengan tindakan sewenang-wenang kepolisian itu. Mereka turun ke jalan dan merusuh di berbagai instansi pemerintah.

Orang-orang di Nanterre, lokasi penembakan Nahel, menyalakan kembang api di jalanan. Mereka juga membakar kendaraan.

Kerusuhan merembet ke daerah lain, seperti Amiens, Dijon, dan Essonne. Demonstran dj Lille dan di Toulouse bentrok dengan petugas kepolisian.

Sekitar 40 ribu polisi dikerahkan untuk mencoba menjaga situasi pada Kamis (29/6). Jumlah itu empat kali lipat lebih banyak daripada Rabu (28/6).

Presiden Prancis Emmanuel Macron meminta publik tetap tenang. Ia menilai kekerasan dalam aksi protes "tidak dapat dibenarkan."

(afp/chri)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER