Sebagai tanggapan akan sederet skandal yang menerpa Gereja Katolik beberapa tahun terakhir, sejumlah uskup Jerman dan organisasi Stetter Karp mencanangkan reformasi besar-besaran.
Diberi nama Jalan Sinode, proyek reformasi selama tiga tahun ini bertujuan untuk menentukan langkah dan sikap gereja di tengah peradaban yang kian maju.
Reformasi ini mencakup usulan untuk mengizinkan pernikahan pasangan sesama jenis, memperbolehkan diaken berjenis kelamin perempuan, hingga peranan umat dalam memilih uskup sendiri.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sejumlah poin dalam reformasi itu dianggap kontroversial hingga memicu ketegangan antara kaum liberal dan konservatif di kalangan Gereja Katolik Jerman. Kepemimpinan Gereja Katolik di Vatikan juga menentang keras reformasi ini.
Untuk dapat lolos, reformasi Jalan Sinode ini harus disetujui setidaknya dua pertiga dari total 67 uskup di Jerman. Sejumlah pemimpin gereja di Jerman yakin reformasi ini tak akan memicu perpecahan besar.
Namun, Paus Fransiskus sendiri mengatakan bahwa proses reformasi ini berbahaya secara ideologi. Menurutnya, dialog di tengah gereja memang baik untuk menyelesaikan masalah, tapi "pengalaman Jerman tak membantu."
Ia menegaskan proses Jalan Sinode itu hanya dipimpin oleh para "elite" yang tak melibatkan "semua umat Allah."
(has/bac)