Hampir setiap tahun Fandi Stuerz menyempatkan waktunya mengunjungi Paris, Prancis, kala Fashion Week digelar.
Warga Indonesia yang tinggal di Jerman itu sudah sering bolak-balik Frankfurt-Paris untuk memanjakan hobinya soal fesyen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, lawatan Fandi ke Paris kali ini diliputi perasaan sedikit waswas karena Paris Fashion Week digelar bertepatan saat demonstrasi rusuh pecah dan meluas di beberapa kota besar di Prancis, termasuk dekat Paris.
Unjuk rasa hingga bentrokan antara pedemo dan polisi terus meluas dari Paris sampai ke kota-kota lainnya sejak 28 Juni lalu. Demonstrasi rusuh ini dipicu akibat penembakan seorang remaja imigran oleh polisi di Nanterre.
Akibat situasi yang kian genting, Presiden Emmanuel Macron sampai membatalkan perjalanan dinasnya ke Belgia pada Jumat pekan lalu dan segera menggelar rapat kabinet.
Prancis juga mengerahkan mengerahkan lebih dari 45 ribu aparat polisi ke seluruh negeri untuk meredam kerusuhan mengantisipasi potensi demo yang meluas.
Setidaknya lebih dari 250 polisi terluka akibat bentrokan dengan pedemo di beberapa kota. Sebanyak lebih dari 1.300 demonstran, yang mayoritas merupakan anak muda, juga telah ditahan aparat akibat kerusuhan tersebut.
Fandi mengatakan ia tiba di Paris sekitar Minggu (2/7) lalu ketika puncak kerusuhan berlangsung di Nanterre, beberapa wilayah di pinggiran Paris, dan kota-kota besar lainnya.
Fandi merasa beruntung lantaran sejauh ini, lokasi yang ingin ia tuju selama berada di Paris bukan merupakan titik-titik demonstrasi.
"Kemarin saya sampai (Paris) hari Minggu. Di beberapa tempat di luar Paris masih rusuh. Tapi kalau di tengah Kota Paris sih adem-adem saja, malah ada Carnaval Tropical 2023," ucap Fandi kepada CNNIndonesia.com pada Kamis (5/7).
Fandi memaparkan bahwa turis-turis asing dan warga lokal masih beraktivitas seperti biasa di pusat ibu kota.
Meski tidak melihat langsung kerusuhan, Fandi mengatakan situasi di pusat Paris memang terasa lebih waspada. Ia juga mengatakan makin banyak petugas polisi yang berjaga di stasiun hingga jalanan ibu kota.
"Dua minggu lalu saya ke sini dan sekarang ada perbedaannya sih. Orang-orang terlihat lebih alert, polisi banyak banget di banyak tempat. Biasanya pas Paris Fashion Week pun polisi tidak sebanyak sekarang," ujar Fandi.
Fandi mengatakan ia pergi dari Frankfurt ke Paris menggunakan kereta dan turun di Stasiun Gare de L'est. Ia merasa sejak kerusuhan pecah, aparat meningkatkan pengamanan dengan menempatkan 3-4 polisi di setiap platform kereta.
"Biasanya hanya ada di pintu-pintu masuk sama ada beberapa yang patroli," ujar Fandi.
Berlanjut ke halaman berikutnya >>>