Pemberontakan Wagner Disebut Akal-akalan Intel Rusia Gulingkan Putin

CNN Indonesia
Kamis, 06 Jul 2023 15:05 WIB
Pemberontakan Wagner Group disebut bagian dari rencana besar intel Rusia FSB untuk menggantikan Presiden Vladimir Putin dipucuk pemerintahan.
Presiden Vladimir Putin dan Bos Wagner Group Yevgeny Prigozhin. (AFP/ALEXEY DRUZHININ)
Jakarta, CNN Indonesia --

Ahli politik dan keamanan Rusia, Yuri Felshtinsky, menilai pemberontakan tentara swasta Wagner Group terhadap Moskow pada akhir Juni lalu bisa jadi akal-akalan intelijen Rusia untuk menjatuhkan Presiden Vladimir Putin.

Asumsi itu didapat Felshtinsky dari melihat rekam jejak Prigozhin yang dinilainya tidak biasa. Prigozhin merupakan seorang eks narapidana atas penyerangan, perampokan, dan penipuan pada 1981.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Usai bebas, Prigozhin membuka toko serba ada dan memulai meniti usaha restoran.

Lalu pada 1996, ia mendirikan perusahaan yang kini berkembang pesat, Concord Catering. Selama dekade berikutnya, bisnis katering Prigozhin menerima kontrak yang menguntungkan dari pemerintah.

Ketika itu, Prigozhin mengirim makanan ke sekolah dan militer Rusia, serta berkesempatan menyajikan jamuan negara.

Beberapa jamuan kenegaraan di antaranya saat pelantikan Presiden Dmitri A Medvedev dan Presiden Vladimir Putin.

[Gambas:Video CNN]

Setelah itu, dia mendapat julukan 'koki Putin' meski sebetulnya bukan juru masak. Hari-hari setelah jamuan itu, hubungan Prigozhin dan Putin kian akrab.

Prigozhin bahkan merupakan salah satu sekutu terdekat Putin. Karena kedekatannya, Putin bahkan disebut menggelontorkan miliaran dolar untuk mendanai Wagner Group terutama sejak menjadi andalan Rusia dalam menginvasi Ukraina.

Dari rekam jejak itu, Felshtinsky menduga Prigozhin telah lama direkrut lembaga keamanan federal (FSB) atau intelijen Rusia.

"Satu kesimpulan adalah mungkin itu (pemberontakan Wagner Group) merupakan sebuah upaya FSB untuk menggulingkan Putin," kata Felshtinsky seperti dikutip Newsweek pada Rabu (5/7).

Prigozhin menjadi sorotan setelah mengerahkan pasukan Wagner Group untuk menyerbu militer Rusia di Rostov pada akhir Juni lalu sebagai bentuk pemberontakan terhadap elit militer.

Prigozhin juga sempat memobilisasi tentara Wagner menuju Moskow meski akhirnya batal dan pemberontakan berhenti.

Alih-alih menghukum Prigozhin, Rusia malah mencabut seluruh tuntutan hukum terhadap pria 62 tahun itu.

Prigozhin dan Rusia dilaporkan mencapai kesepakatan yang ditengahi oleh Presiden Belarusia di hari pemberontakan Wagner Group. Rusia juga tak lama mengonfirmasi tak akan menghukum Prigozhin dan tentaranya atas upaya pemberontakan.

Sementara itu, Prigozhin bersedia keluar dari Rusia dan tentara Wagner Group diminta meneken kontrak dengan Kementerian Pertahanan Rusia.

(rds/bac)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER